--> Skip to main content

Tips Ala Joki Trading Terpercaya: Cara Simple Berinvestasi di Pasar Modal Vol 2 by Joeliardi Sunendar

Tentang buku ini:

Tips Ala Joki Trading Terpercaya: Cara Simple Berinvestasi di Pasar Modal Vol 2 by Joeliardi Sunendar


Buku ini merupakan kelanjutan dari Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal (CSBPM) Vol I. Namun tidak berarti, bahwa sebelum membaca  CSBPM Vol II ini,  Vol I-nya harus dibaca terlebih dahulu.

Seperti halnya Vol I, buku ini berisikan catatan penulis yang ditujukan khususnya untuk individual investor. Meskipun catatan-catatan di Vol dan II ini merupakan catatan lepas, namun tetap mengacu atas sebuah benang merah : Bahwa dibalik lembaran-lembaran saham itu terdapat kinerja perusahaan, yang menerbitkan saham tersebut

Atas dasar pemahaman ini, apabila investor ingin mendapatkan imbal-hasil yang memuaskan, dia harus mengarahkan perhatiannya kepada kinerja perusahaan tersebut. Karena kinerja perusahaan inilah (value), yang akan menentukan harga (price) saham perusahaan dalam jangka panjang. 

Dengan kerangka berpikir ini, berinvestasi di pasar modal tidak sesulit seperti yang mungkin sering disampaikan para ahli keuangan. Ada tiga prinsip investasi yang dapat dijadikan pedoman : 1) membeli saham-saham perusahaan yang baik; 2) membelinya dengan harga yang baik, dan 3) memberi kesempatan waktu yang memadai untuk bekerjanya investasi itu.

Namun simpel, bukan berarti mudah. Konstruksi pembentukan harga yang terjadi setiap harinya, bisa menjadi distraksi, sehingga membuat hal ini tidak mudah dilakukan. Konsep tentang keajaiban penggandaan (the magic of compounding), yang disinggung dalam Vol II ini, kiranya dapat mengurangi distraksi tersebut. 

Dengan semakin memahami keunggulan yang dimiliki oleh individual investor, khususnya terkait soal kemewahan waktu – yang tidak selalu dimiliki so-called professional investor – individual investors memiliki kesempatan untuk bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik.

Bahkan hal terakhir ini, seharusnya menjadi tujuan pokoknya. Karena jika tidak dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik, untuk apa susah-susah melakukan investasi sendiri? 

Keunggulan yang dimiliki individual investor ini sering diabaikan, dan membuat individual investor tidak memahami kekuatannya. Apa yang ditunjukan di salah satu catatan di buku ini, bahkan untuk perusahaan yang tidak termasuk kategori “perusahaan yang baik”, jika individual investor memanfaatkan keunggulannya, hal ini seringkali memberikan imbal-hasil yang lebih dari memuaskan.


Meskipun ada tulisan Vol II, tidak berarti buku ini hanya dapat dibaca apabila buku CSBPM Vol I sudah dibaca terlebih dahulu. Seperti buku Vol I, apa yang disampaikan dalam buku ini merupakan catatan-catatan lepas. Dengan demikian, buku ini dapat dibaca secara acak, yang sesuai dengan ketertarikan dan minat para pembacanya.  


Namun demikian, tetap ada benang merah dari setiap catatan pada buku ini : 1) bahwa dibalik lembaran saham itu terdapat kinerja perusahaan, yang menerbitkan lembaran-lembaran saham itu; dan 2) jika kita dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan pasar, untuk bisa memperoleh Value yang lebih tinggi dari Price yang harus dibayarkan, kita memiliki kesempatan untuk mendapatkan imbalan yang lebih dari memuaskan.


Ada satu catatan di dalam buku ini, yang menunjukan sejumlah contoh, bahkan untuk kelompok perusahaan yang sulit untuk kita sebut sebagai “perusahaan yang baik”, dengan memanfaatkan peluang #2 di atas, kita masih bisa mendapatkan hasil yang tidak mengecewakan. Apalagi jika hal ini kita gunakan untuk kelompok perusahaan yang baik.


Benang merah di atas ini, bisa menjaga proses investasi sehingga dapat  selalu mengacu kepada tiga prinsip pokok investasi, yaitu : 1) membeli perusahaan-perusahaan yang baik, 2) membelinya dengan harga yang baik, dan 3) memberi kesempatan kepada waktu yang memadai  untuk bekerjanya investasi tersebut.


Kedatangan Covid-19 mewarnai proses penghimpunan catatan-catatan di dalam penyusunan buku ini.


Seperti halnya Vol I, catatan-catatan yang dihimpun di dalam buku ini memang sedapat mungkin dipertahankan sedemikian rupa, agar dapat memberikan gambaran tentang kondisi saat tulisan itu dibuat. Disrupsi yang ditimbulkan Covid-19, tentu saja memberikan warna berbeda atas sejumlah catatan yang ada. 


Di dalam buku CSBPM Vol I, hal. 246, tentang Time Frame Investasi, saya menulis “Saya sudah sering memberikan contoh, meskipun dalam jangka panjang saham merupakan instrumen yang memberikan yield paling tinggi, akan terjadi drawdown berulang kali di dalam hitungan waktu yang lebih pendek. Walaupun IHSG sudah meningkat 1,200%...,  namun 7 tahun dari periode kenaikan selama 23 tahun itu, ada terjadi drawdown dalam IHSG……..Setiap 3 tahun, terjadi penurunan index”.


Di dalam tulisan yang dibuat tanggal 4 Juli 2018 itu (angka IHSG saat itu sekitar 5,750), saya juga menambahkan “….ada diantara koreksi itu, angkanya lebih dari 50%. Bayangkan saja, apabila kita menggunakan IHSG saat ini, penurunan itu sama saja dengan IHSG di angka 3,000-an”. Apa yang mungkin pada saat itu hanya merupakan bayangan saja, 21 bulan kemudian terjadi. Ada koreksi sekitar 40%, yang menjadikan angka IHSG kembali ke angka 3,000-an pada bulan Maret 2020, angka yang pernah dicapai IHSG 8 tahun sebelumnya (2011-2012). 


Kedatangan Covid-19, membuat pertanyaan yang diajukan pada hal 58 Vol I, menjadi relevan :”………siapa yang bisa menjamin, bahwa tidak akan terjadi lagi keuangan, seperti di tahun 1998 atau 2008? Kalaupun tidak terjadi koreksi besar, siapa yang bisa menjamin bahwa tidak ada kebijakan (dalam maupun luar negeri) yang bisa berpengaruh buruk terhadap pasar….?”. Tentu tidak ada seorangpun yang tahu.


Terlepas dari berbagai hal di atas, mereka yang sudah menjadi investor di pasar modal, telah mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, dengan datangnya Covid-19 ini. Mereka telah mengalami sendiri pasar yang sedang dilanda kecemasan, yang menimbulkan koreksi besar pada bulan Maret 2020. Skala dan koreksi besar ini bukan koreksi biasa yang bisa datang 1 atau 2 tahun sekali. Ini merupakan sebuah random event, yang datangnya mungkin hanya 9 atau 10 tahun sekali saja. But for now the jury is still out, soal apa yang akan terjadi dalam post Covid-19 ini.


Apa yang saya sampaikan dalam Kata Pengantar CSBPM Vol I masih sangat relevan, dan bisa digunakan sebagai pedoman dalam melakukan investasi di pasar modal. Saya tidak perlu mengulanginya lagi disini.


Meskipun Covid-19 telah menimbulkan disrupsi yang besar, dn saat ini masih menyimpan tanda-tanya besar kapan bisa berakhirnya, namun disrupsi ini tidak menimbulkan keraguan atas ke-3 pedoman investasi di atas, yang telah sering saya sampaikan.


Mengalami sendiri pasar seperti ini - serta bagaimana pengaruhnya atas kinerja portfolio dari response yang dilakukannnya, merupakan proses yang akan memperkaya pemahaman mereka dalam perjalanan panjang investasinya. Mengalami sendiri peristiwa seperti ini, tidak bisa diganti dengan membaca puluhan buku investasi ataupun mengikuti seminar. 10 atau 20 tahun yang akan datang, apa yang terjadi di tahun 2020 ini, hanya akan tinggal sebagai sejarah. Sama seperti krisis tahun 1998 dan 2008, untuk mereka yang mengalami sendiri krisis tersebut ketika itu. 


Sumber: Playatore

Penulis: Joeliardi Sunendar

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser