Bisnis Era Digital MIXUE Bukan Perusahaan Eskrim!
Bisnis Era Digital MIXUE Bukan Perusahaan Eskrim!
Jakarta Nama Gue Rizka Mixue itu bukan perusahaan es krim. Mereka (itu) perusahaan supply chain. Kenapa bisa gitu? Gw bedah laporan keuangannya, pendapatan mereka dari jualan es krim itu kurang dari 1%. Mayoritas pendapatan mereka itu dari jual bahan baku dan packaging. Dan itu laporan semuanya bahasa Cina. Gw ngelakuin kayak gini karena gw mau ngebedah strategi mereka. Kenapa sih Mixue bisa segede itu? Kenapa beberapa analis bahkan bilang, dalam 3-5 tahun, kalo mereka grow secepet ini, mereka bisa ngalahin McDonald's dalam jumlah outlet? Itu tuh gila banget. Dan gimana caranya mereka cuan kalo misalnya jual harga di bawah rata-rata—extreme low price? Ya jawabannya cuma satu. Economic of scale. Yang nanti bakal gw jelasin di beberapa chapter selanjutnya. Hebat loh, mereka perusahaan es krim Cina pertama yang berhasil punya lebih dari 10.000 cabang di seluruh dunia. Tapi biar kita bisa belajar bareng-bareng, siapa tau ilmunya bisa kalian pake untuk ngebangin bisnis kalian, pertama yang paling penting adalah— subscribe. Ga, bercanda. Yang paling penting kita pelajarin history-nyaMixue itu dulu. So, Chapter 1: History. Sebenernya cerita ini udah banyak yang tau ya. Founder-nya di tahun 1997 pinjem 7 juta rupiah ke neneknya. Untuk apa? Untuk bikin es serut. Dan strateginya ditahun 2000 simpel. Dia ngejual es serut yang enak sangat di bawah harga rata-rata. Bayangin jualan es krim di bawah harga 1 yen. Zhang Hongchao—itu nama founder-nya. Nah setelah jalan 7 tahun, mereka baru pertama kali eksplor franchising model. Mungkin—prediksi gw karena ga cuan-cuan. Karena mau ga mau strategi mereka itu jua harga murah banget. Nah pas mereka bikin franchising, kurang dari 1 bulan ada 27 cabang baru di Cina. Cuma menurut gw ini step pertama. Mungkin founder-nya sadar, 'Gw ga bisa untung gede kalo misalnya jualan es krim dengan harga murah terus'. Perubahan mindset dari F&B company ke supply chain company dimulai dari sini. Tadi gw sempet bilang tentang economic of scale. Kita harus ngerti DNA-nya Mixue. Karena mereka memulai dengan dikenal harga murah, mereka kan ga bisa cuan banyak. Cara untuk cuan banyak kalo misal jual es krim 10.000, harga modal 7.000— gimana caranya kalian bisa cuan? Mereka ga mau naikin harga karena itu ilangin DNA-nya Mixue. Mereka harus kurangin cost. Tapi mereka gak mau kurangin cost kalo rasanya jadi ga enak. Nah itu rumus economic of scale. Kalo mereka bisa pesen 1 juta, 1M es krim— lama-lama harga modalnya jadi makin murah. Itu salah satu strategi bisnis yang menurut gw founder-nya mulai kepikiran pas dia mulai Mixue jadi franchising model. Yang sebenernya unik banget juga, karena kalian ga bagi hasil. Nanti kita bakal bahas. Nah Mixue ini selama berdiri udah mengalami beberapa perubahan. Salah satunya mereka fundraising series A. Mereka udah pernah galang dana dari Meituan. Dan yang gila lagi, mereka bakal IPO. Bau-baunya mau cari 14T rupiah untuk liquidity. Kalo sekilas dari history, kita udah ngerti nih DNA-nya Mixue. Es krim enak, harga harus murah banget. Cumakita balik lagi, kita bedah di chapter 2. Semua strategi bisnis dimulai dari offer atau produknya. Ini revenue breakdown pendapatan Mixue dari Maret - Juni 2020. Kalian liat, 72% itu dari ingridients. 15% dari packaging, baru sisanya kecil banget. Jualan es krimnya mereka sendiri aja di bawah 1%. Total gaji karyawan cuma 4% dari total semua pengeluaran. Nah pertanyaannya, kok bisa? Dan menurut gw, ini yag bikin mereka perusahaaan supply chain. Bukan F&B. Nanti report lengkapnya tentng Mixue— buat kalian bisa pelajarin itu bakal ada di Sevenpreneur. Full gratis biar kalian bisa belajar ngembangin bisnis kalian. Simpelnya gini, pas mereka bikin es krimnya— sebelum kita bahas supply chain sama franchise model— kita bahas produk es krimnya. Dari awal mereka punya strategi extreme low cost/low price strategy. Masuk ke negara-negara tier 3, tier 4, mass market dengan pendapatan rata-rata medium atau low. Konsisten Kalo kalian liat di seluruh cabang di Indonesia, harganya tuh banyak yang di bawah 20.000. Cuan ga? Sebenernya menurut gw tipis. Sebagai franchise owner, cuannya ga segede itu. Dan mungkin Mixue sadar itu, Makanya dia ga mau punya cabang semuanya punya mereka sendiri. Mereka mendingan suruh orang yang punya cabang, terus jualin bahan sama mesinnya. Simpel. Simpel banget business model-nya. Kira-Kira chart strateginya tuh kayak gini. Mereka nyari large volume yang harus didukung pake bisnis model franchise. Bisa turunin harga mereka karena ada economic of scale. Mereka perkuat factory mereka. logistic center— supply chain lah pada umumnya. Mereka bisa turunin harga, bisa dapet customer baru, bisa cari franchiser baru, terus diulang lagi. Volume makin gede, harga makin turun. Itu bener-bener kunci gimana cara mereka grow secepet mungkin. Tapi salah satu pertanyaannya tuh kayak gini, strategi itu tujuannya untuk penetrasi market biar bisa dapet customer sebanyak mungkin. Kalo bahas profitability, mirip sama banyak tetangga kita. Startup-startup yang dulu bakar uang, kasih harga murah. Pertanyaannya, apakah Mixue bakal naikin harga mereka? Menurut gw, mungkin. Tapi bakal pelan-pelan sampe kalian sendiri pun ga sadar itu harganya naik. Ya mirip sama online ride hailing. Food delivery juga kayak gitu strateginya. Dan karena negara kita masuk negara mass market dengan rata-rata pendapatan yang lebih tersebar luas, masuk ke middle sama low. Pertama kali sebenernya mereka masuk ke Vietnam di 2018. Nah ini yang unik. Banyak company di seluruh dunia ngeliat behavior yang sama dari Vietnam sama Indonesia. Jadi analoginya gini, kalo di Vietnam works, di Indonesia bakal works. Dan di 2020 mereka baru pertama kali franchise di Indonesia. Lokasinya di Bandung. Baru dari sana mereka buka ke banyak banget tempat di Indonesia. Mungkin selanjutnya Filipina sama Thailand. Nah tapi kita ga usah bahas lebih detail. Intinya, gimana cara mereka jualan? Gw udah interview beberapa temen ge yang actually franchisee Mixue ini, dan skemanya unik. Mereka franchisee friendly banget sebenernya. Karena lu ga bagi hasil sama sekali ke Mixue. Lu beli, itu punya lu. So, chapter selanjutnya, Franchise. Nah gw mau jelasin beberapa model in general ya. Satu, dia ga bagi hasil. Dua, manajemen toko—kasir, dll—itu urusan kalian sendiri. Desain toko, kontraktor, itu harus dari Mixue semua. Kontrak kerja 3 tahun. Kalo mau perpanjang ga usah bayar lagi, yang penting bayar management fee-nya aja. Ini itungan-itungannya ya. Cuma salah satu case-nya. Nah biaya franchise. Awalnya kalian harus deposit 40 juta dan ada biaya manajemen 24 juta. Itu kalo di Ibukota Provinsi ya. Kalo daerah lain tuh sekitar 18 juta per tahun. Ada biaya pelatihan 3 juta rupiah, untuk 2 orang. Biaya mesin sama peralatan—nah ini yang mahal nih— 170 juta untuk mesin sama peralatan. Tapi kalo kalian beli mesin itu, ya itu punya kalian. Jadi bukan punya Mixue lagi. Renovasi sekitar 300-400 juta. Ini udah termasuk semua ya—neon box, listrik, pipa, air, lampu, dll. Jadi estimasii totaltuh di sekitar 700-an juta. Tapi itu diluar bahan makanan ya. Jadi kalo misalnya ujung-ujungnya kalian mau jualan Mixue, kalian butuh bahannya, kalian harus beli sendiri dari Mixue. Dan itu kalian yang tanggung semua. Plus ingridients 100 juta, tapi itu buat 2 minggu doang. Nah dari model ini harusnya kalian kebayang kan, kenapa Mixue 80% itu bisa dari jualan bahan makanan sama mesin. Karena sistem franchise-nya kayak gitu. Mereka bikin kalian bergantung sama Mixue. Kalo lu mau jualan lu harus beli bahan dari gw, lu harus beli mesinnya gw. Makanya mereka itu supply chain company. Gw ga capek ulang-ulang itu terus. Walaupun ada beberapa informasi tambahan ya kalo kalian mau franchise. Pertama—ini yang gila ya— Ga ada jarak minimum radius sama sekali. Kalo kalian mau bikin ruko 1 Mixue, ruko 2 Mixue, ruko 3 Mixue—silahkan. Tapi di 1 bangunan itu ga boleh ada brand F&B lain selain Mixue. Misalnya lantai 1 Mixue, yang lantai 2 apa. Mereka juga bikin aturan, kalo misalnya kalian mau jualan di Grab atau GoFood, harganya ga boleh naik lebih dari 2.000 perak. Keliatan nih DNA mereka, mau tetap murah. Kalo liat itungannya, kira-kira margin-nya tuh 30%. Analogiynya jual 10.000 untungnya 3.000. Jual 20.000 untungnya 6.000. Nah kalo dipikir-pikir, pertanyaannya Mixue untung berapa dari harga modal itu? Kan kalian bayar 6.000 ke Mixue untuk bahan dan lain-lain, nah Mixue untung berapa? Nah yang itu gw ga bisa cari di laporan keuangannya. So, keliatan kan sebenernya fokus mereka itu memperkuat supply chain. Satu hal yang bisa kita pelajari dari Mixue adalah gimana cara kita bikin business model yang scalable tapi ga kita semua yang punya. Orang kira perusahaan F&B harus dapet duit dari jualan makanan. Kenyataannya mereka buktiin dengan mereka ga jualan makanan atau minuman. Mereka bahkan jualan bahan-bahan ke orang yang punya sistem mereka, orang itu yang jualan makanan. Ini tuh mirip sama cerita yang sempet populer dulu, yaiitu McDonald's. McDonald's itu bukan perusahaan makanan, tapi real estate. Setiap mereka buka cabang, mereka beli tanahnya dulu biar orang yang buka cabang bisa sewain ke orang itu. Dan konsisten, keliatan uga dari revenue modal-nya dan aset yang dimiliki sama perusahaan McDonald's. Ini yang bikin kita belajar bahwa sebenernya bisnis itu ga bener-bener cuma hitam putih atau kayak— ada produk, ya jualan. Dan sebenernya ini bisa diperlakukan juga untuk kalian yang punya bisnis. Mau dari kecil—F&B, fashion. Kreatif dalam business model itu bisa bikin kalian kreatif dalam cara cari duit. Bukan cuma bergantung dari customer beli ke kalian. Mungkin pertanyaan selanjutnya itu kayak gini—product R&D. Warga dunia bakal tetep suka terus sama Mixue ga? Suatu hari mereka makanannya bakal basi ga? Apakah ini cuma trend doang? Sama kayak yang kita pelajari, bisnis itu punya trend trend-nya kan. Ditahap maturity, lalu mereka decline, apakah mereka stay mature? We'll never know. Karena IPO mereka ini lumayan unik. Bener-bener mereka cari liquidity atau biar cashflow mereka makin aman. Untuk bikin supply chain atau favtory-factory ini, ini butuh capital expenditure yang besar. Jadi kebayang sih kalo misalnya mereka mau buka di suatu negara, yang mereka pikirin bukan produknya di sana bakal laku atau ga, tapi bisa ga gw punya pabrik, logistik, yang supply semua bahan makanan ke negara itu? So gw ulangin lagi, kitapelajari bahwa Mixue adalah perusahaan supply chain. Jadi menurut kalian gimana Mixue ini? Kalo ada pertanyaan—like, comment, subscribe. I'll see you guys on the next video, bye-bye!