--> Skip to main content

Bisnis Era Digital Ternyata Investasi Saham dari 2 Juta Perbulan Aja Bisa Jadi 62 Milliar Loh, Ini Strateginya

Bisnis Era Digital Ternyata Investasi Saham dari 2 Juta Perbulan Aja Bisa Jadi 62 Milliar Loh, Ini Strateginya


Jakarta, Nama Gue Rizka Ternyata investasi saham dari 2 juta perbulan aja bisa jadi 62 Miliar lho. Di video ini, saya akan Jelaskan strategi investasi saham yang sederhana banget. Tapi bisa buat kamu dan saya menjadi the next Lo Kheng Hong atau bahkan the next Warren Buffet. Nggak perlu setiap hari lihat portfolio, nggak perlu setiap hari baca candle stick, nggak perlu setiap hari cari rekomendasi saham. Kamu siap? Halo teman-teman, apa kabar? Hari ini kita bersama ajaib akan belajar tentang strategi investasi saham untuk pemula. Buat kamu yang masih baru, udah deposit, dan masih bingung tentang saham. Ini adalah video yang paling tepat buat kamu. Untuk pemula sih intinya nggak perlu profit banyak-banyak di depan. Tapi yang paling penting adalah terhindar dari resiko terlebih dahulu. Karena kadang-kadang kita ini punya mimpi yang kelewat gede di pasar saham. Maunya deposit sedikit, 1 juta aja. Tapi bisa profit ratusan persen dalam waktu yang sangat singkat. Padahal Warren Buffet saja hanya bisa menumbuhkan kira-kira sekitar 23 persen pertahun. Tapi kalau temen-temen mau bisa menjadi seperti Lo Kheng Hong atau mungkin bahkan Warren Buffet. Teman-teman bisa mengikuti strategi ini. Strategi yang pertama adalah start Early. Strategi terbaik untuk mulai berinvestasi di pasar saham adalah dengan mulai lebih awal. Biar lebih jelas, teman-teman bisa lihat bagan ini ya. Si Agus sejak usia 25 tahun disiplin menginvestasikan 2 juta perbulan. Dengan asumsi pertumbuhan 15 persen per tahun. Pada usia 65 tahun, portfolio Agus bertumbuh menjadi 62.807.510.917. Wow. Sementara teman kita yang lain, si Budi mulai pada usia 35 tahun. Pada usia 65 tahun, portfolio Budi bertumbuh menjadi 14.019.641.212. Sementara si Cahyo, teman kita yang lain. Baru mulai investasi pada usia 45 tahun. Pada usia 65 tahun, portfolio Cahyo bertumbuh menjadi 3 miliar. Wow. Wow banget teman-teman. Teman-teman dari bagan ini bisa melihat perbedaan antara Agus, Budi, dan Cahyo. Bedanya bener-bener jauh. Jauh pakai banget. Portfolio Cahyo bertumbuh menjadi 3 miliar. Sementara Agus bertumbuh menjadi 62 Miliar. Teman-teman sudah install aplikasi ajaib? Kalau temen-temen belum install aplikasi ajaib, teman-teman harus segera install ya guys. Karena ingat, strategis yang paling penting adalah start eraly. Mulai lebih awal. Juga kabar baiknya nih, kamu juga bisa mendapatkan saham gratis kalau kamu mengajak temanmu menginstal aplikasi ajaib juga menggunakan kode referal mu. Tapi untuk pertama gunakan kode referal saya ya, ANGGA99. Sekarang cuma dua hari kerja saham gratis mu sudah bisa nangkring di portfoliomu. Nah, yuk kita ikuti strategi yang berikutnya ya. Strategi yang kedua adalah snowball effect. Nah, tadi teman-teman sudah dengar ya cerita tentang si Agus, Budi, dan Cahyo. Di mana mereka sudah disiplin berinvestasi. Ya, rata-rata sih kita mendengar kabar baik dari mereka. Meskipun Budi dan Cahyo ini boleh dibilang agak sedikit terlambat. Tapi toh portfolio nya bisa bertumbuh juga. Dan mereka bisa pensiun dengan hasil investasinya. Tapi ada temen keempat nih, namanya adalah si Ucok. Si Ucok temen kita ini, investasi saham juga lho. Dia ikut-ikutan Si Agus, investasi mulai dari umur 25 tahun. Tapi Ucok malah berakhir Boncos. Hmm, kenapa ya? Kenapa Ucok malah berakhir Boncos? Karena si Ucok nggak disiplin. Waktu profit, malah uangnya ditarik dan digunakan untuk hedon. Hasilnya Ya portfolio nya nggak bisa bertumbuh. Karena waktu profit ditarik, hedon lagi. Profit lagi, ditarik, party lagi. Ya akhirnya portfolio nya ya segitu-segitu aja. Saya mau cerita nih tentang Warren Buffet. Warren buffet dulu sebelum sekaya seperti sekarang, dia adalah seorang manajer investasi. Boleh dibilang dia adalah stockbroker. Warren buffet memberikan syarat bagi orang-orang yang mau menitipkan modalnya pada Warren Buffet. Syarat yang pertama, harus percaya 100% dengan Warren Buffet. Syarat yang kedua, tidak boleh panik meskipun harga saham sedang turun. Yang ketiga, tidak boleh menarik modal dalam keadaan apapun. Yang keempat, profitnya tidak boleh ditarik. Tapi digunakan untuk reinvestasi. 4 hal ini yang membuat Warren buffet dan rekan-rekan investornya menjadi Ultra kaya. Dan dalam biografinya, Warren Buffet mengatakan ini adalah Snowball effect. Kalau investasi teman-teman di pasar saham mau bertumbuh, teman-teman Harus mengerti tentang snowball effect. Snowball effect ini memang baru terlihat di masa depan. Teman-teman nggak akan melihat hasil dari snowball effect dalam timeframe yang pendek. Dan saya yakin godaan temen-temen untuk Cash out pasti sangat besar. Tapi teman-teman harus ingat ini. Kapanpun teman-teman cash out, teman-teman mengambil profit teman-teman. Artinya kita sudah memperlambat snowball effect kita. Dari yang asalnya sudah agak besar, menjadi kecil lagi, menjadi kita harus mulai dari awal lagi. Nah, siapa yang sering begitu? Siapa yang sering seperti Ucok? Ayo ngaku. Oh ya, ada beberapa fitur baru di ajaib. Beberapa diantaranya adalah fitur dark mode. Wah, tampilannya jadi makin keren aja ya. Kemudian ada fitur analisis yang sekarang sudah terintegrasi dengan komunitas di ajaib. Setelah itu ada fitur saham gratis yang masa tunggunya sekarang cuma 1 x 24 jam aja. Nah, kalau dulu kan sampai 30 hari. Juga baik kita yang kode reveral-nya dipakai dan temanmu bisa dapat Magic coin gratis yang nantinya bisa ditukar menjadi saham. Oh ya, jumlah maksimal koin yang bisa disimpan sekarang sejumlah 50 koin. Dari yang sebelumnya 20 koin saja. Terakhir, dengan investasi 100.000 aja. Kamu sudah bisa mendapatkan Chart live data tanpa delay. Jadi tunggu apalagi? Teman-teman install aplikasi Ajaib. Kalau teman-teman sudah install, jangan lupa untuk update ya guys. Strategi yang ketiga adalah dollar cost averaging. Inti dari dollar cost averaging maksud mudahnya adalah konsistensi. Yaitu menabung secara rutin. Seperti yang dilakukan oleh Agus, Budi, dan Cahyo. Mereka menabung secara rutin pada saham yang mempunyai value yang baik. Hmm, kelihatannya mudah ya. Tapi untuk bisa konsisten, apalagi disaat pasar saham sedang turun, itu nggak gampang guys. Padahal in the long Run, kamu yang menggunakan strategi ini akan menjadi pemenang. Strategi yang keempat, jangan FOMO. Teman kita Agus, Budi, dan Cahyo. Mereka sepakat untuk enggak ikut-ikutan investasi orang lain. Karena memang belakangan kan sangat trend banget nih strategi ikut-ikutan. Ikut yang katanya pakar saham, ikut influencer, ikut si A, ikut si B, ikut Angga Andinata. Eh, salah ya. Karena saya enggak pernah memberikan konten tentang rekomendasi saham. Saya ngga akan memberikan konten tentang rekomendasi saham. Karena ini enggak mendidik. Tapi saya akan ajarin teman-teman mindset yang benar, cara yang benar untuk berinvestasi saham. Dan tentunya konten ini didukung sepenuhnya oleh ajaib. Platform investasi saham yang sangat cocok banget buat kita. Dan sudah dilengkapi dengan analisa komprehensif. Mereka Yang biasanya ikut strategi ikut-ikutan ini biasanya mereka FoMO. Fear of missing out. Hanya ingin cepet Cuan tapi enggak mau mengerjakan tugasnya sebagai investor. Nah, sahabat kita si Ucok tadi. Meskipun dia juga investasi saham tapi lebih sering Boncos. Karena Ucok lebih sering beli saham karena ikut-ikutan kata orang. Ikut-ikutan orang yang katanya dalam tanda kutip pakar. Wah, Ucok ini enggak kapok-kapok ya guys. Kalau kita beli saham karena pompom atau karena kata influencer. Ya kita harus siap dengan resikonya. Karena kan kita nggak tahu itu settingan atau bukan. Atau mungkin kita tertarik karena ada beberapa orang yang sering memposting profitnya di pasar saham. Aduh, temen-temen ini mau profit berapa sih? Mau 10%, 20%, 70%, 1.000%? Saya bikinin di Photoshop cuma 3 menit. Gampang banget bikinnya. Padahal kalau harga saham udah naik dan kita baru beli. Ya kita tinggal Boncos-nya aja. Karena kita jadi korban. Investor sebelumnya yang mau taking profit. Teman-teman harus memakai critical thinking. Apa sih keuntungan mereka. kok mau membagikan rekomendasi saham. Kira-kira untungnya apa ya buat mereka? Masuk akal enggak? Nah, kamu punya teman seperti Ucok? Kirimkan segera video ini ke dia ya guys. Strategi yang kelima adalah diversifikasi. Diversifikasi adalah sebuah strategi dalam meracik portfolio kita dengan menempatkan dana di berbagai sektor dan saham. Salah satu caranya adalah dengan menyebar di beberapa sektor. Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko. Prinsipnya Don't put your eggs in one basket. Karena seringkali kita kan nggak bisa memprediksi satu sektor ini anda dalam keadaan yang uptrend terus atau dalam kondisi yang Prima. Setiap sektor pasti ada naik dan turunnya. Di masa krisis besar sekalipun, ada beberapa sektor yang enggak malah turun tapi mengalami peningkatan. Nah, memang mungkin kita bisa memprediksikan kapan krisis akan terjadi. Karena memang ada polanya. Tapi kita nggak bisa memprediksikan sektor mana yang akan naik ataupun turun. Karena setiap krisis itu berbeda-beda. Siapa yang menyangka tahun 2020 kita dihadapkan pada pandemi corona. Dan saat pandemi. Sektor seperti industri, chamical, dan perbankan masih tetap dapat bertahan. Meskipun turun, tapi mereka rebound dengan cepat. Di krisis yang lain, mungkin sektor lain yang akan rebound dengan cepat. Diversifikasi bisa dengan diversifikasi pada sektor yang berbeda. Yang sudah saya jelaskan di poin sebelumnya. Bisa juga didiversifikasikan pada saham lapis satu dan lapis kedua. Maksud saham lapis ke-1 adalah saham blue chip, saham yang Liquid dan mudah diperjualbelikan. Saham lapis kedua adalah saham yang memiliki kapitalisasi antara 500 miliar sampai 100 Triliun. Harga saham cenderung fluktuatif, meski cukup Liquid. Biasanya adalah saham-saham perusahaan yang punya fundamental yang cukup baik dan akan berkembang. Sementara saham lapis ketiga adalah saham dengan kapitalisasi kecil yang punya volatilitas tinggi. Biasanya menjadi incaran spekulan. Karena harganya mudah dipermainkan. Strategi yang keenam adalah Cut loss. Ya, investasi saham sih nggak selamanya indah seperti di dunia dongeng. Tapi Adakalanya kita salah memilih emiten. Dan harus berani untuk Cut loss dan move on. Cut loss artinya kita harus rela menjual saham dalam posisi rugi. Intinya, daripada sahamnya dipegang terus dan terus kemudian kita rugi. Lebih baik di-Cut. Pastinya, siapa sih yang suka dengan Cut loss? Tapi ini penting banget agar modal kita enggak semakin tergerus. Kalau ternyata kita salah memilih saham dan kita enggak Cut loss, ya kita dapat terjerumus lebih dalam lagi. Nyangkut lebih dalam lagi. Teman-teman harus punya batasan toleransi untuk Cut loss. Tapi, tapi ini ya teman-teman. Kita juga enggak boleh terlalu terburu-buru untuk Cut loss. Cut loss ada strateginya juga lho. Kalau saham-saham kita ini adalah saham-saham yang berpotensi untuk punya masalah. Ya mendingan kita Cut loss saja. Misalnya seperti MYRX atau CPGT. Kalau saham kita ini perusahaannya dioperasionalkan oleh orang yang terkenal curang. Ya cut loss saja. Kalau sahamnya enggak Liquid dan hanya naik karena pompom-an. Ya cut loss saja. Apalagi kalau saham-sahamnya ini saham-saham lapis ketiga. Tapi kalau sahamnya punya fundamental yang baik. Jangan di cut loss dulu. Sabar aja. Mungkin kita bisa Averaging down. Nah, makanya strategi yang berikutnya adalah averaging up atau down. Averaging down artinya menambah kepemilikan saham ketika harganya sedang turun. Kalau Averaging up ya kebalikannya. Tapi dilakukan pada saat saham sedang naik. Averaging up ataupun down harus diterapkan dengan bijak. Harus diterapkan dengan pemikiran yang benar-benar matang ya guys. Temen-temen bisa menerapkan utamanya pada saham-saham yang berfundamental baik saja. Kalau teman-teman terapkan di saham yang berfundamental nggak baik. Ya mendingan Cut loss saja daripada kita averaging down dan malah kita nyangkut lebih dalam. Strategi yang ke-8 adalah research. Nah, tadi saya sudah bicara tentang tugas investor. Mungkin ada yang bertanya-tanya nih. Tugas investor? Apa ya tugas investor itu? Jadi teman-teman harus lakukan banyak sekali riset. Banyak baca laporan keuangan. Banyak baca buku. Banyak baca berita. Dan menggunakan critical thinking kita sendiri. Apakah suatu perusahaan ini layak dibeli atau enggak. Apakah perusahaan ini sehat untuk dibeli? Bagaimana potensinya 10 hingga 20 tahun ke depan? Teman kita, Ucok. Boro-boro tahu perusahaannya atau enggak. Dia kan cuma denger kata influencer aja. Saya akan bicara lebih banyak tentang hal ini di episode yang berikutnya. Tentang cara memilih saham dengan benar. Teman-teman terus subscribe dan nantikan episode yang berikutnya ya guys. Pastinya tetap bersama ajaib.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser