Bisnis Era Digital Trik Beli Saham Anti Boncos dengan Analisa Fundamental
Jakarta Nama Gue Rizka Mau investasi lah kok malah Boncos Terus. Mau investasi kok malah Cut loss terus. Pingin tahu gimana caranya investor terhebat di dunia memilih saham? Pengen tau gimana caranya Warren Buffet pilih saham? Ya, kembali lagi dengan saya Angga Andinata. Belajar saham bersama ajaib. Saya tahu, banyak di antara teman-teman yang sudah mendaftar di ajaib. Tapi belum memulai investasi. Dan ada juga teman teman yang sudah mulai investasi. Tapi kok malah cut Loss terus. Kali ini kita akan belajar bagaimana caranya memilih saham anti Boncos. Kita akan belajar bagaimana caranya Warren buffet memilih saham-saham yang akan dibeli. Tentunya menggunakan aplikasi ajaib yang sudah dilengkapi dengan analisa teknikal dan fundamental. Oh ya, sebelumnya Follow juga Instagram saya ya. @angga.andinata. Saya akan bagikan info-info penting, info-info teraktual yang mungkin belum ada di YouTube. Nah, kalau teman-teman belum install aplikasi ajaib. Teman-teman harus segera install dengan menggunakan kode referal saya ya. ANGGA99. Nanti teman-teman bisa mendapatkan saham gratis. Sebelum kita membeli saham, kita harus menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri kita terlebih dahulu. Pertanyaan pertama adalah apa mindset yang perlu saya ubah? Mengapa saya selalu cut loss? Teman-teman harus mengubah mindset dari mencari capital gain menjadi mencari Perusahaan yang memberikan pendapatan. Dari trader menjadi investor. Warren Buffet enggak pernah peduli. Saham yang dibeli mau naik ataupun turun. Karena buat Warren buffet adalah bagaimana perusahaan tersebut bisa menghasilkan laba atau pendapatan. Tanpa laba, harga saham yang murah pun nggak berarti apa-apa. Warren buffet melihat suatu perusahaan dari kacamata bisnis. Bukan dari kacamata seorang trader yang mencari Capital gain. Karena sebenarnya saham iniartinya adalah kepemilikan kita dalam suatu perusahaan. Yang kebetulan bisa diperjualbelikan dengan mudah. Dalam timeframe yang pendek, mungkin kita akan mengalami floating loss atau profit. Karena volatilitas jangka pendek atau mungkin malah permainan Bandar. Tapi dengan time frame yang sangat panjang, perusahaan yang konsisten menghasilkan laba pasti harga sahamnya mengikuti laba yang didapat. Sebuah pertanyaan besar pada perusahaan yang terus merugi tapi harga sahamnya terus melambung naik. Kira-kira ada apa di balik Batu? Yang kedua, kita harus menanyakan bagaimana performa Perusahaan? Kita hanya berinvestasi pada perusahaan-perusahaan berperforma baik. Cara mengetahuinya adalah dengan melakukan beberapa analisa. Salah satunya kita bisa melihat ROE-nya. ROE adalah sebuah rasio profitabilitas untuk mengukur sampai sejauh mana sebuah perusahaan menghasilkan laba dengan modalnya sendiri. Paling nggak, kita bisa melihat ROE-nya selama lima tahun terakhir untuk melihat performa perusahaan. Nah, kita ini generasi yang jauh lebih beruntung daripada generasinya Warren Buffet. Karena waktu generasi Warren buffet, mungkin analisa seperti ini harus dilakukan secara manual. Mungkin dengan dikirim melalui pos atau dengan fax. Kemudian barulah kita mengolah dan menganalisa angka-angkanya. Hmm, sangat nggak praktis sekali. Nah, kita beruntung sekarang. Karena kita sudah punya aplikasi ajaib. Di aplikasi ajaib, kita bisa melihat berbagai analisa fundamental perusahaan. Oh ya, sebelum ketinggalan. ROE untuk setiap sektor itu berbeda guys. Jadi kita harus membandingkan dengan sektornya masing-masing. Nah, kabar baiknya. Di ajaib sudah dikelompokkan dan diberi peringkat berdasarkan sektornya masing-masing. Kamu dapat melihatnya di icon yang bergambar piala. Artinya ini peringkat performa perusahaan tersebut di sektornya. Yang ketiga yang harus kita tanyakan, bagaimana kondisi keuangan perusahaan? Warren buffet menyukai perusahaan dengan hutang yang sedikit. Jadi pertumbuhan itu dihasilkan dari modal yang sudah ada. Bukan dari pinjaman. Tapi bukan berarti perusahaan yang nggak punya hutang sama sekali itu adalah perusahaan yang baik ya guys. Karena bisa saja kalau sebuah perusahaan itu nggak punya utang sama sekali dan modalnya terbatas, perusahaan itu bisa saja kehilangan berbagai macam kesempatan aksi korporasi. Misalnya seperti ekspansi ataupun akuisisi. Atau mungkin pengembangan produk baru dan lini bisnis baru. Hutang di suatu perusahaan itu boleh kok. Tapi jangan melebihi aset perusahaan. Artinya saat Kepepet, aset perusahaan bisa dijual untuk membayar hutang. Hutang boleh. Tapi jangan sampai jatuh temponya melebihi laba perusahaan. Artinya perusahaan akan melakukan gali lubang dan tutup lubang untuk meneruskan operasional usahanya. Hutang boleh aja. Tapi jangan sampai hutang yang jatuh temponya dalam jangka waktu pendek, melebihi kas perusahaan. Artinya perusahaan dalam posisi yang sangat tidak sehat. Kemungkinan besar saat mereka enggak bisa mentarget, mereka harus menjual aset atau mengajukan pinjaman baru. Untuk itu kita harus menganalisisnya melalui rasio DER atau Debt to equity ratio. Yaitu adalah perbandingan antara hutang dan aset perusahaan. DER yang ideal itu di bawah angka 1 atau di bawah 100 persen. Sealin DER, kamu juga bisa melihat melalui Current rasionya. Current ratio adalah alat untuk mengukur kemampuan likuiditas perusahaan dalam jangka waktu pendek. Perusahaan dengan current ratio di bawah 1 adalah peringatan bila terjadi hal yang tidak diinginkan maka hutang akan susah dilunasi. Dengan kata lain, hutang jangka pendeknya melebihi asetnya. Pertanyyan yang ke-4, bagaimana dengan profit margin perusahaan? Profit Margin yang tinggi artinya perusahaan ada dalam keadaan yang sangat sehat dan di handle dengan baik. Profit Margin yang kecil artinya mungkin ada yang membuat pundi-pundi perusahaan ini menjadi bocor. Mungkin dari divisi yang terlalu banyak menyerap resource. Atau mungkin kegagalan perusahaan untuk mendatangkan bahan baku yang lebih murah. Dan masih banyak lagi. Tapi kita harus bandinginkan perusahaan sejenis di sektor yang sama ya guys. Karena kembali lagi, setiap sektor itu berbeda. Untuk itu kamu harus melakukan riset dalam memilih saham terbaik di sektor tertentu. Nah, kamu bisa melakukannya dengan ajaib. Caranya dengan melihat tiga variabel ini. Yaitu GPM, OPM, dan NPM. CBM atau gross profit margin digunakan untuk melihat margin barang atau jasa yang dijual. OPM atau operasional profit margin digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba setelah dipotong biaya operasional. Sementara NPM digunakan untuk menghitung keuntungan bersih dibandingkan pendapatan. Pertanyaan yang kelima adalah apakah profitnya konsisten setiap tahun? Warren Buffet selalu membeli perusahaan yang konsisten memberikan profit antara lima hingga sepuluh tahun ke belakang. Di ajaib, kamu bisa melihatnya melalui menu ini. Di sini kamu bisa tahu Profit sebuah perusahaan ini konsisten atau enggak. Kamu bisa melihat performa perusahaan dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki tiga variable ini. GPM, NPM, dan OPM yang selalu meningkat setiap tahun. Artinya perusahaan bertumbuh. Yang keenam, apakah produknya spesial atau hanya komoditas? Selama bertahun-tahun, Warren Buffet menghindari perusahaan yang produknya bisa dibeli atau dicari atau mungkin mudah ditiru oleh perusahaan lain. Misalnya perusahaan-perusahaan komoditi seperti gas, minyak, dan tambang. Mengapa? Karena perusahaan yang produknya adalah komoditas, kesulitan untuk menemukan apa yang dia sebut sebagai MOAT. M O A T. MOAT ini adalah ilustrasi sebuah Parit yang mengelilingi benteng. Ibarat kata, kompetitor enggak mudah untuk menyerang perusahaan yang mempunyai Parit yang lebar. Parit yang lebar maksudnya punya inovasi, punya teknologi, atau punya produk yang enggak mudah digantikan oleh perusahaan lain. Misalnya perusahaan seperti apple dan tesla. MOAT ini adalah competitive advantage. Bisa dari cara distribusinya, bisa dari produknya sendiri, bisa teknologinya, bahkan bisa brand-nya. MOAT adalah sebuah nilai tambah yang enggak dimiliki oleh perusahaan lain. Yang ketujuh, bagaimana potensinya di masa depan? Perusahaan yang berkembang adalah perusahaan yang berpotensi baik di masa depan. Meskipun memang masa lalu ini bisa menjadi dasar analisa. Apakah sebuah perusahaan layak dibeli sahamnya atau enggak. Tapi kesuksesan Masa lalu kadang-kadang bukan cerminan di masa depan. Bukan berarti mereka yang disebut dengan Giant company bisa Survive di masa depan. Maka dari itu, kita perlu punya sedikit imajinasi. Banyak membaca. Banyak bertemu orang. Dan mempunyai Critical thinking. Contoh perusahaan besar yang sekarang menjadi enggak bernilai, itu ada Banyak. Ada Kodak, Yahoo, BlackBerry, Nokia, dan masih banyak lagi. Sementara perusahaan yang dulu dianggap enggak bernilai dan sekarang menjadi perusahaan pemimpin di dunia adalah seperti Tesla dan Google. Di mana Apple gagal melihat potensi Tesla di masa depan. Dan Yahoo gagal melihat Google sebagai kompetitor. Yang akhirnya bisa membunuhnya di masa depan. Pertanyaan yang ke-8 adalah apakah saya mengerti dengan bisnis yang dikerjakan? Kalau boleh dibilang kesalahan, ya Warren Buffet gagal berinvestasi di perusahaan teknologi. Tapi boleh dibilang, ia cukup disiplin mengikuti prinsipnya. Dia enggak mengerti teknologi, jadi ya sudah. Ia enggak berinvestasi di sektor teknologi. Ia tim anti FoMO. Meskipun indeks S&P 500 sekarang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan teknologi. Misalnya seperti Amazon, Google, Facebook, Microsoft. Mereka adalah beberapa contoh top company yang menguasai 50% indeks S&P 500. Jadi misalnya nih, waktu teman-teman memutuskan beli atau investasi saham di sektor properti. Teman-teman ngerti enggak tentang properti? Waktu teman-teman membeli saham perusahaan taksi, teman-teman mengerti enggak tentang bisnis taksi? Makanya kalau teman-teman mau menjadi investor saham anto boncos, teman-teman Harus berpikir sebagai seorang entrepreneur. Berpikir dari kacamata entrepreneur. Bukan dari kacamata trader. Karena entrepreneur yang hebat pasti bisa memilih saham yang baik. Tapi trader belum tentu bisa menjadi entrepreneur yang hebat. Kacamata seorang entrepreneur itu bisa melihat hingga kejauhan. Sementara kacamata seorang Trader hanya bisa melihat dalam jangka waktu pendek. Jadi Apakah jadi trader itu salah? Ya nggak juga. Karena itu semua adalah faktor preferensi. Pertanyaan yang kesembilan adalah siapa pemimpinnya dan bagaimana culture perusahaannya? Perusahaan yang hebat pasti ada orang yang hebat di baliknya. Saat Steve Jobs diusir keluar dari Apple, bagaimana keadaan apple? Apakah lebih baik? Enggak. Apple malah hampir bangkrut. Dan akhirnya harus ditolong oleh Microsoft. Begitu Steve Jobs kembali lagi ke Apple, Apple kembali berhasil menguasai Jagat teknologi. Jadi kadang-kadang nggak ada yang namanya perusahaan hebat. Yang ada adalah orang yang hebat, pemimpin yang hebat, entrepreneur yang hebat. Yang penting adalah orang-orang di balik perusahaan itu. Percuma kita punya pesawat canggih tapi pilotnya nggak ada. Jadi amati orang-orang yang memegang kendali perusahaan itu. Bagaimana profilnya, masa lalunya, culture nya, atau bahkan pandangan politiknya mungkin. Oh ya, di ajaib kamu juga bisa menemukan profil perusahaan. Teman-teman bisa melihat kategorinya, sekilas sejarahnya, dan profil tim direksi perusahaan. Pertanyaan yang ke-10, apakah harganya masih murah? Nah, ini yang paling penting nih. Yaitu menemukan perusahaan yang baik dengan valuasi saham yang masih murah. Nah, kita kembali ke analisa fundamental ya guys. Teman-teman bisa melihat PBV-nya. Price to book value dan PE Rasionya. Yaitu Price to earning ratio. PBV rasio adalah membandingkan harga saham perusahaan dengan nilai buku perusahaan. PBV digunakan untuk melihat seberapa besar kelipatan harga saham dibandingkan nilai riilnya. Nilai riil yang ada di buku. Misalkan PBV sebesar dua kali artinya harga saham sudah dua kali lipat aset perusahaan. PBV yang rendah seringkali dijadikan acuan untuk melihat saham yang murah. Nah, kalau kamu investor. Kamu harus mencari PBV yang lebih rendah daripada rata-rata PBV di sektornya. Nah, untuk itu kamu perlu mengamati simbol Piala yang ada di ajaib. Sementara PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba perusahaan. Bandingkan PER perusahaan dibandingkan perusahaan lain di sektor sejenis. Jika PER lebih kecil dari rata-rata emiten dalam industri sejenis, maka harga perusahaan dianggap relatif lebih murah. Dari PER ini kita tahu harga saham ini wajar atau nggak. Kalau PER-nya nggak bagus tapi harga sahamnya terus meningkat, tentu saja ada aktivitas yang nggak wajar. Nah, sebagai rangkuman analisa fundamental agar temen-temen bisa beli saham anti boncos. Temen-temen dapat melihat contekan ini ya. ROE baik jika meningkat. Artinya perusahaan bertumbuh. Teman-teman harus bandingkan dengan periode yang sebelumnya. DER baik jika di DER nya kecil. Artinya kita masih bisa mentoleransi hutang perusahaan. EPS bagus kalau meningkat. Artinya perusahaan bertumbuh. Dan kita harus membandingkan EPS dengan tahun-tahun yang sebelumnya. Kemudian ada PER. PER bagus kalau kecil. Artinya harganya murah. Tapi kita harus membandingkan dengan industri sejenis. Teman-teman bisa lihat simbol Piala yang ada di aplikasi ajaib. Kemudian ada DY, Deviden Yield. Baik jika meningkat. Artinya perusahaan bertumbuh. Dan teman-teman bandingkan juga pembagian deviden dengan periode-periode yang sebelumnya ya guys. Untuk GPM, makin tinggi makin baik. Artinya laba perusahaan semakin besar. Kemudian untuk NPM, secara umum di atas 10% bisa dikatakan cukup baik. Tapi sekali lagi, ini tergantung sektor industrinya ya. OPM, usahakan selalu meningkat dari tahun-ketahun. Artinya perusahaan bertumbuh. Kalian dapat sesuatu? Jangan lupa untuk share ya. Ikuti juga Instagram saya, @angga.andinata dan install aplikasi ajaib. Buat teman-teman yang belum install, teman-teman bisa gunakan kode referal saya, ANGGA99. Nanti teman-teman bisa mendapatkan saham gratis.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.