--> Skip to main content

Bisnis Era Digital, Dolar AS Diprediksi di Level Rp 14.800-Rp 15.400 Tahun Depan

Bisnis Era Digital, Dolar AS Diprediksi di Level Rp 14.800-Rp 15.400 Tahun Depan

detikFinance - Berita Ekonomi Bisnis, dan Investasi Hari Ini / 38 menit yang lalu


Jakarta -

Pemerintah menargetkan sejumlah asumsi ekonomi makro pada 2024 mendatang. Hal ini dibahas dalam rancangan kerja pemerintah (RKP) dan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2024.

Salah satunya adalah nilai tukar rupiah ditargetkan mencapai Rp 14.800 hingga Rp 15.400 per dolar AS pada 2024 mendatang. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.

"Tema rancangan kerja pemerintah (RKP) dan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) adalah mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Nah indikasinya di 2024 proyeksi pertumbuhan di 5,3-5,7%, inflasi 1,5-3,5%, dolar Rp 14.800 sampai 15.400," jelas Airlangga dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas Istana Kepresidenan, Senin (20/2/2023).

Secara rinci untuk proyeksi lainnya yakni, suku bunga 6,5-7,4%, harga harga minyak di US$ 75 - US$ 85 barel, rasio kemiskinan 6,5-7,5%, Gini rasio 0,36-0,37% dan pengangguran 3,6-4,3%. Kemudian, lifting minyak sebesar 591.000 sampai 691.000/barel dan lifting gas 1.007.000 sampai 1.058.000 setara minyak per hari.

Airlangga mengatakan, untuk tahun 2024 sendiri memang menjadi tahun yang penting dan penuh ketidakpastian. "Sebagai terkait bonus demografi dan dalam program untuk lepas dari middle income trap," lanjutnya.

Selain itu, untuk mendorong ekonomi ke depan, ada sejumlah startegi yang disiapkan oleh pemerintah. Pertama langkah antisipatif agar ekonomi tetap resilient antara lain implementasi dari Perppu Cipta Kerja, Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK), dan Undang-Undang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

"Kemudian tentu kebijakan transformasi melalui hilirisasi SDA transisi energi peningkatan SDM pembangunan IKN," ungkapnya.

Airlangga menambahkan Jokowi juga memberi arahan khusus pada fiskal sektor otomotif untuk mendorong EV industri. Jokowi meminta agar ekosistem kendaraan listrik didorong terus, demi mengalahkan industri di Thailand.

"Agar kita tidak hanya berhenti di katoda saja atau tetapi juga ekosistem otomotif. Bapak Presiden beri arahan agar kita mempersiapkan yang bisa bersaing dengan negara lain seperti Thailand agar industri EV itu pindah ke Indonesia," tutupnya.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser