Apa Itu Bunga Berjalan (Floating Rate)?
namaguerizka.com Bunga berjalan atau floating rate adalah jenis bunga yang nilainya tidak tetap dan berubah-ubah sesuai dengan kondisi pasar atau parameter tertentu. Skema ini biasanya digunakan pada produk keuangan seperti kredit perumahan, kredit kendaraan, atau pinjaman lainnya. Dalam konteks ini, bunga berjalan memberikan fleksibilitas, tetapi juga memiliki potensi risiko bagi nasabah karena cicilan yang dibayarkan dapat naik atau turun tergantung pada perubahan suku bunga acuan.
---
Karakteristik Bunga Berjalan
1. Mengacu pada Suku Bunga Acuan Bunga berjalan biasanya dipengaruhi oleh suku bunga acuan yang ditetapkan oleh bank sentral, seperti BI Rate di Indonesia atau Federal Funds Rate di Amerika Serikat. Ketika suku bunga acuan naik, bunga berjalan pada pinjaman nasabah juga cenderung naik, begitu pula sebaliknya.
2. Cicilan yang Tidak Tetap Dengan skema ini, jumlah cicilan yang harus dibayar nasabah setiap bulan tidak tetap. Misalnya, bulan ini cicilan bisa Rp2.500.000, tetapi bulan depan bisa meningkat menjadi Rp2.700.000 atau menurun menjadi Rp2.300.000.
3. Faktor yang Memengaruhi
Perubahan suku bunga acuan.
Kondisi ekonomi global atau domestik.
Kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh otoritas keuangan.
Inflasi atau deflasi yang terjadi di suatu negara.
---
Keuntungan Menggunakan Bunga Berjalan
1. Cicilan Bisa Menjadi Lebih Rendah Jika kondisi ekonomi sedang baik dan suku bunga acuan turun, nasabah dapat menikmati cicilan yang lebih ringan dibandingkan dengan bunga tetap (fixed rate).
2. Fleksibilitas di Pasar Bunga berjalan memungkinkan penyesuaian terhadap kondisi pasar, sehingga nasabah bisa mendapatkan manfaat jika suku bunga pasar menurun.
3. Cocok untuk Jangka Panjang Pada pinjaman dengan tenor yang panjang, ada kemungkinan bahwa suku bunga akan menurun selama periode tersebut, memberikan keuntungan bagi nasabah.
---
Risiko Menggunakan Bunga Berjalan
1. Ketidakpastian Besar Karena nilainya fluktuatif, nasabah sulit memprediksi jumlah cicilan yang harus dibayar dalam jangka panjang. Hal ini bisa memengaruhi perencanaan keuangan.
2. Kenaikan Cicilan yang Signifikan Jika suku bunga acuan meningkat tajam, nasabah dapat menghadapi lonjakan cicilan yang besar dan mungkin sulit untuk membayar.
3. Pengaruh Ekonomi Makro Faktor seperti inflasi, perubahan kebijakan moneter, dan kondisi ekonomi global dapat memengaruhi tingkat bunga berjalan, sehingga menciptakan volatilitas.
---
Contoh Perhitungan Bunga Berjalan
Misalkan seorang nasabah mengambil kredit dengan skema bunga berjalan sebagai berikut:
Jumlah Pinjaman: Rp500.000.000
Suku Bunga Awal: 6% per tahun (mengacu pada suku bunga acuan + margin bank 1%).
Tenor: 10 tahun (120 bulan).
Pada bulan pertama, suku bunga berjalan dihitung sebagai berikut:
Cicilan total yang harus dibayar setiap bulan akan berubah sesuai dengan perubahan ini.
---
Perbandingan dengan Bunga Tetap (Fixed Rate)
Kapan Bunga Berjalan Cocok untuk Digunakan?
1. Kondisi Ekonomi Stabil atau Menurun
Jika Anda memprediksi suku bunga acuan akan menurun dalam beberapa tahun ke depan, bunga berjalan bisa menjadi pilihan yang menguntungkan.
2. Nasabah dengan Risiko Toleransi Tinggi
Jika Anda mampu menghadapi risiko kenaikan cicilan, bunga berjalan memberikan peluang penghematan.
3. Pinjaman dengan Tenor Pendek
Pada pinjaman jangka pendek, fluktuasi bunga berjalan biasanya tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan tenor panjang.
---
Kesimpulan
Bunga berjalan adalah pilihan yang fleksibel namun penuh risiko. Bagi nasabah yang memahami cara kerja suku bunga dan mampu mengelola risiko keuangan, skema ini bisa memberikan keuntungan, terutama saat suku bunga acuan menurun. Namun, bagi mereka yang mencari kestabilan cicilan, skema bunga tetap mungkin lebih cocok. Sebelum memilih, pastikan Anda memahami kondisi pasar, mempelajari syarat dan ketentuan dari pihak pemberi pinjaman, serta mempertimbangkan kemampuan finansial Anda.