Berapa UMR Malaysia 2024?
namaguerizka.com Upah Minimum Regional (UMR) atau yang lebih sering disebut sebagai upah minimum di Malaysia dikenal dengan istilah Minimum Wage. Sistem pengupahan ini diatur oleh pemerintah Malaysia melalui Perintah Gaji Minimum yang diperbarui secara berkala. Peraturan tersebut bertujuan untuk memastikan pekerja di seluruh sektor memperoleh pendapatan yang layak, mengurangi kemiskinan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih adil.
UMR di Malaysia Tahun 2024
Berdasarkan kebijakan yang berlaku hingga 2024, upah minimum bulanan di Malaysia ditetapkan sebesar RM 1.500 (Ringgit Malaysia). Jika dikonversikan ke dalam Rupiah dengan nilai tukar 1 RM = Rp 3.500 (perkiraan kurs rata-rata), maka upah minimum ini setara dengan Rp 5.250.000 per bulan.
Namun, nilai tersebut berlaku untuk daerah-daerah tertentu, terutama kota-kota besar seperti Kuala Lumpur, Johor Bahru, Penang, dan Selangor. Daerah dengan aktivitas ekonomi lebih rendah atau pedesaan dapat memiliki variasi nilai upah minimum yang sedikit berbeda, meskipun tetap mengacu pada angka RM 1.500.
Faktor Penentuan Upah Minimum di Malaysia
Pemerintah Malaysia mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan upah minimum, antara lain:
1. Pertumbuhan Ekonomi: Tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi salah satu acuan utama.
2. Kebutuhan Hidup Layak (KHL): Pemerintah menghitung kebutuhan dasar pekerja seperti makanan, perumahan, dan transportasi.
3. Tingkat Inflasi: Untuk menjaga daya beli masyarakat, kenaikan gaji disesuaikan dengan angka inflasi tahunan.
4. Kondisi Pasar Tenaga Kerja: Jumlah tenaga kerja, tingkat pengangguran, serta kebutuhan tenaga kerja di sektor tertentu.
Perbandingan UMR Malaysia dan Indonesia 2024
Sebagai perbandingan, upah minimum di Indonesia pada tahun 2024 berkisar antara Rp 2.036.000 hingga Rp 5.067.000, tergantung pada provinsi. Provinsi dengan UMR tertinggi adalah DKI Jakarta, sementara daerah dengan UMR terendah umumnya berada di wilayah seperti Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Jika dibandingkan dengan Malaysia, upah minimum di Malaysia lebih tinggi, terutama di kota besar. Namun, perlu dicatat bahwa biaya hidup di Malaysia juga lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Biaya sewa tempat tinggal, makanan, dan transportasi, terutama di wilayah metropolitan, memiliki kontribusi besar terhadap kebutuhan pengeluaran masyarakat Malaysia.
Upah Minimum di Kota Besar Malaysia
Berikut adalah beberapa kota besar di Malaysia dengan standar upah minimum yang mengacu pada angka RM 1.500:
Kuala Lumpur: Kota terbesar sekaligus pusat ekonomi Malaysia. Biaya hidup di sini paling tinggi dibandingkan kota lain di negara tersebut.
Johor Bahru: Kota ini memiliki aktivitas ekonomi tinggi sebagai pintu gerbang perdagangan antara Malaysia dan Singapura.
Penang: Dikenal sebagai pusat industri dan pariwisata, Penang memiliki standar upah minimum yang sama dengan Kuala Lumpur.
Selangor: Wilayah ini mencakup banyak kawasan industri besar di Malaysia.
Dampak dan Tantangan UMR di Malaysia
Dampak Positif
1. Perlindungan Tenaga Kerja: Pekerja, terutama di sektor informal dan manufaktur, memperoleh upah yang lebih layak.
2. Pengurangan Ketimpangan: Upah minimum membantu mengurangi kesenjangan pendapatan antara masyarakat kelas bawah dan menengah.
3. Stimulasi Ekonomi: Dengan pendapatan yang lebih tinggi, konsumsi masyarakat juga meningkat, mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tantangan
1. Tekanan pada UKM: Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pemberlakuan upah minimum dapat meningkatkan beban biaya operasional.
2. Pengangguran: Beberapa perusahaan mungkin memilih untuk mengurangi tenaga kerja demi menyesuaikan biaya.
3. Ketergantungan pada TKA: Malaysia memiliki banyak Tenaga Kerja Asing (TKA), termasuk dari Indonesia. Penyesuaian upah minimum juga berdampak pada persaingan pekerjaan lokal.
Kesimpulan
Malaysia memiliki kebijakan upah minimum yang kompetitif dengan negara-negara berkembang lainnya di Asia Tenggara. Dengan nilai RM 1.500 (Rp 5,25 juta), upah ini secara nominal lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Namun, perlu diperhatikan bahwa standar biaya hidup juga menjadi pertimbangan dalam membandingkan kualitas hidup antara kedua negara.
Bagi tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di Malaysia, upah minimum ini memberikan daya tarik tersendiri. Akan tetapi, pekerja juga harus mempertimbangkan aspek biaya hidup, kontrak kerja, dan jenis pekerjaan yang ditawarkan untuk memastikan keuntungan ekonomi yang optimal.