Mengapa Investor Lebih Memilih Saham dengan Dividen yang Rendah?
namaguerizka.com Investor dalam pasar saham sering kali dihadapkan pada pilihan antara saham yang menawarkan dividen tinggi atau rendah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi preferensi investor terhadap dividen, termasuk alasan pajak, keuntungan modal (capital gain), dan manfaat warisan. Salah satu teori utama yang menjelaskan preferensi investor ini dikemukakan oleh Bringham dan Houston (1997), yang menjabarkan bahwa investor cenderung memilih saham dengan dividend payout yang lebih rendah karena tiga alasan utama. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci ketiga alasan tersebut.
1. Dividen Dikenakan Pajak Lebih Tinggi Dibandingkan dengan Capital Gain
Alasan pertama yang dikemukakan Bringham dan Houston adalah karena dividen biasanya dikenakan pajak lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, dividen sering dikenakan pajak sebagai pendapatan biasa dengan tarif yang lebih tinggi daripada pajak capital gain. Ini berarti bahwa ketika investor menerima dividen dari saham mereka, mereka mungkin akan membayar pajak lebih tinggi daripada jika mereka memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain). Karena pajak pada capital gain sering kali lebih rendah, investor yang ingin memaksimalkan keuntungan bersih mereka akan lebih memilih saham yang memberikan sedikit atau bahkan tanpa dividen.
Contoh Kasus
Misalnya, jika seorang investor membeli saham dengan harga rendah dan kemudian menjualnya saat harganya naik, keuntungan dari penjualan saham ini (capital gain) mungkin hanya dikenakan pajak sebesar 15%, tergantung pada peraturan pajak di negaranya. Sementara itu, jika saham tersebut membayar dividen secara teratur, pajak atas dividen yang diterima dapat dikenakan pajak lebih tinggi, misalnya sebesar 20% atau lebih. Dengan demikian, pajak yang lebih rendah pada capital gain membuat investor lebih tertarik pada saham dengan dividen rendah untuk mengurangi beban pajak mereka.
2. Pajak Tidak Dibebankan pada Pendapatan Sampai Saham Dijual
Alasan kedua adalah bahwa pajak pada capital gain hanya dibebankan ketika saham tersebut dijual. Ini berarti bahwa selama investor mempertahankan saham mereka, mereka tidak perlu membayar pajak atas keuntungan modal yang belum direalisasi. Keuntungan modal tersebut akan terus tumbuh seiring dengan naiknya nilai saham, tanpa adanya kewajiban pajak sampai saham tersebut dijual. Ini memungkinkan investor untuk menunda pembayaran pajak dan memungkinkan nilai investasi mereka berkembang lebih cepat.
Manfaat Penundaan Pajak
Penundaan pajak ini memberikan keuntungan bagi investor karena mereka dapat menginvestasikan kembali capital gain yang belum terealisasi untuk membeli lebih banyak saham atau aset lainnya, sehingga potensi pertumbuhan kekayaan mereka lebih besar. Hal ini disebut sebagai efek "penundaan pajak" (tax deferral effect). Dalam jangka panjang, kemampuan untuk menunda pembayaran pajak pada capital gain ini membuat investor lebih memilih saham dengan dividen rendah agar tidak dikenakan pajak tahunan yang tinggi pada dividen.
3. Keuntungan Warisan: Tidak Ada Pajak pada Capital Gain yang Tidak Terealisasi Jika Investor Meninggal
Alasan ketiga yang dikemukakan oleh Bringham dan Houston adalah bahwa jika seorang investor meninggal dengan saham yang mereka pegang, capital gain yang belum terealisasi pada saham tersebut biasanya tidak dikenakan pajak kepada ahli waris. Sebaliknya, ahli waris akan menerima saham tersebut dengan dasar harga yang diperbarui sesuai dengan nilai pasar saat pewaris meninggal. Ini dikenal sebagai “step-up in basis.”
Keuntungan Step-Up in Basis
Step-up in basis berarti bahwa pajak capital gain pada saham yang dimiliki tidak akan dikenakan pada keuntungan sejak pembelian awal, melainkan dihitung berdasarkan harga saat saham diwariskan. Misalnya, jika seorang investor membeli saham seharga $10 per lembar, dan ketika ia meninggal saham tersebut dihargai $100 per lembar, maka ahli waris akan memperoleh saham dengan dasar harga yang diubah menjadi $100. Jika mereka kemudian menjual saham tersebut, pajak capital gain hanya akan dikenakan pada keuntungan yang terjadi setelah saham diwarisi, bukan pada peningkatan nilai dari $10 ke $100. Hal ini mengurangi beban pajak yang mungkin dibayarkan oleh ahli waris, sehingga menjadikan saham dengan dividen rendah lebih menarik bagi investor jangka panjang yang mempertimbangkan perencanaan warisan.
Faktor Lain yang Mempengaruhi Preferensi Investor terhadap Dividen Rendah
Selain ketiga alasan utama yang dijelaskan oleh Bringham dan Houston, ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi preferensi investor terhadap saham dengan dividen rendah:
1. Preferensi untuk Reinvestasi
Banyak perusahaan dengan kebijakan dividen rendah memilih untuk menginvestasikan kembali laba yang mereka peroleh ke dalam bisnis untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Investor yang lebih menyukai potensi pertumbuhan ini mungkin lebih memilih saham yang mengalokasikan laba ke dalam ekspansi bisnis, riset, atau inovasi daripada membagikan dividen kepada pemegang saham.
2. Stabilitas Harga Saham
Perusahaan dengan dividen rendah cenderung memiliki harga saham yang lebih stabil dalam jangka panjang. Hal ini karena perusahaan tersebut mungkin dianggap lebih menguntungkan dan memiliki prospek pertumbuhan yang lebih baik. Stabilitas harga saham ini menarik bagi investor yang menginginkan keamanan dan pertumbuhan jangka panjang.
3. Strategi Investasi Jangka Panjang
Beberapa investor, seperti investor institusional dan individu dengan strategi jangka panjang, lebih tertarik pada capital gain dan peningkatan nilai saham daripada pendapatan tahunan dari dividen. Investor ini mungkin percaya bahwa nilai saham yang rendah atau bahkan tanpa dividen akan meningkat seiring waktu, memberikan mereka keuntungan yang lebih besar dibandingkan dividen tahunan yang relatif kecil.
Kesimpulan
Pilihan antara saham dengan dividen rendah atau tinggi seringkali bergantung pada preferensi pajak, strategi investasi, dan perencanaan warisan investor. Berdasarkan pandangan Bringham dan Houston, ada tiga alasan utama mengapa investor cenderung memilih saham dengan dividend payout rendah, yaitu karena (1) pajak atas dividen yang lebih tinggi dibandingkan capital gain, (2) keuntungan dari penundaan pajak hingga saham dijual, dan (3) manfaat warisan melalui step-up in basis yang memungkinkan ahli waris mendapatkan keuntungan modal bebas pajak. Di luar itu, faktor-faktor seperti preferensi untuk reinvestasi, stabilitas harga, dan strategi investasi jangka panjang juga mempengaruhi preferensi investor.
Pemahaman akan alasan-alasan ini memberikan wawasan bagi investor dalam merencanakan portofolio investasi mereka dengan lebih efektif, baik dalam jangka pendek maupun untuk tujuan jangka panjang seperti perencanaan warisan. Investor yang memahami manfaat dari capital gain yang lebih rendah pajaknya dapat memanfaatkan strategi ini untuk mengoptimalkan hasil investasi dan meminimalkan beban pajak.