Siapa Pemilik QRIS dan Apa Itu QRIS?
namaguerizka.com
Pendahuluan
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah standar kode QR yang diterapkan di Indonesia untuk memfasilitasi pembayaran nontunai. Sistem ini diatur dan dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). QRIS merupakan langkah strategis untuk mendukung transformasi digital di sektor keuangan, khususnya pada sistem pembayaran. Dengan mengadopsi sistem ini, Indonesia mempercepat inklusi keuangan serta menciptakan ekosistem pembayaran yang lebih mudah, aman, dan terintegrasi.
Pemilik QRIS
QRIS bukanlah milik satu entitas individu atau perusahaan, tetapi dimiliki dan dikelola oleh Bank Indonesia dan ASPI. Bank Indonesia berperan sebagai pengatur dan pengawas utama dalam implementasi QRIS, memastikan bahwa standar ini memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.
ASPI, sebagai asosiasi yang terdiri dari berbagai pelaku industri pembayaran, turut berperan dalam proses pengembangan teknis QRIS. Peran ini melibatkan kolaborasi antara bank, fintech, perusahaan sistem pembayaran, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan bahwa QRIS dapat diterapkan secara universal di seluruh Indonesia.
Apa Itu QRIS?
QRIS adalah standar kode QR yang dirancang untuk menyatukan berbagai jenis metode pembayaran berbasis QR dalam satu platform yang seragam. Sebelum QRIS diterapkan, berbagai penyedia layanan pembayaran memiliki kode QR mereka sendiri, yang menyebabkan fragmentasi dan kebingungan di kalangan pengguna. Dengan hadirnya QRIS, semua kode QR menjadi standar dan dapat digunakan oleh berbagai aplikasi pembayaran, baik dari bank maupun fintech.
Latar Belakang dan Filosofi QRIS
QRIS diluncurkan pada 1 Januari 2020 oleh Bank Indonesia sebagai bagian dari visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025. QRIS memiliki tujuan utama untuk:
1. Mendorong inklusi keuangan dengan memberikan akses pembayaran digital yang mudah bagi masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi.
2. Mempermudah transaksi lintas penyedia layanan, sehingga masyarakat hanya membutuhkan satu aplikasi untuk membayar di berbagai merchant.
3. Mengurangi ketergantungan pada uang tunai, sebagai langkah menuju ekonomi digital yang lebih maju.
Nama "QRIS" sendiri memiliki makna unik, di mana singkatan tersebut diucapkan seperti "keris," senjata tradisional Indonesia. Hal ini mencerminkan identitas lokal dan harapan bahwa QRIS menjadi "alat" yang melindungi, memajukan, dan mempermudah kehidupan masyarakat dalam aspek keuangan.
Manfaat QRIS
Penerapan QRIS memberikan manfaat besar bagi berbagai pihak, seperti berikut:
1. Bagi Konsumen:
Mempermudah pembayaran karena satu aplikasi dapat digunakan di semua merchant.
Aman dan cepat karena pembayaran dilakukan secara digital tanpa memerlukan uang tunai.
2. Bagi Merchant:
Tidak perlu menyediakan berbagai alat pembayaran untuk setiap penyedia layanan.
Biaya administrasi yang rendah dan transparan.
3. Bagi Industri Keuangan:
Mempercepat adopsi teknologi digital di sektor pembayaran.
Mengurangi biaya operasional yang berkaitan dengan pengelolaan uang tunai.
Bagaimana QRIS Bekerja?
QRIS bekerja dengan cara yang sangat sederhana. Ketika konsumen ingin melakukan pembayaran, mereka hanya perlu memindai kode QR yang telah disediakan oleh merchant. Prosesnya melibatkan:
1. Pemindaian kode QR menggunakan aplikasi pembayaran.
2. Verifikasi jumlah pembayaran oleh pengguna.
3. Transaksi selesai dalam hitungan detik melalui jaringan yang terintegrasi dengan sistem pembayaran nasional.
QRIS menggunakan sistem open-loop, yang berarti satu kode QR dapat digunakan oleh berbagai aplikasi pembayaran, termasuk e-wallet seperti GoPay, OVO, Dana, ShopeePay, hingga aplikasi mobile banking.
Perkembangan dan Cakupan QRIS
Sejak peluncurannya, QRIS telah berkembang pesat. Pada 2024, QRIS telah diadopsi oleh lebih dari 30 juta merchant di seluruh Indonesia, termasuk pedagang kecil, toko ritel, rumah makan, hingga layanan publik seperti transportasi. QRIS juga telah mulai mendukung transaksi antarnegara, khususnya dengan negara-negara ASEAN, sebagai bagian dari kerja sama integrasi sistem pembayaran lintas batas.
Regulasi dan Keamanan
Bank Indonesia secara ketat mengawasi implementasi QRIS untuk memastikan transaksi tetap aman dan terhindar dari risiko kejahatan siber. Setiap penyedia layanan pembayaran yang ingin menggunakan QRIS harus mendapatkan izin resmi dari Bank Indonesia. Sistem ini juga dilengkapi dengan teknologi enkripsi dan autentikasi untuk melindungi data pengguna.
Tantangan QRIS
Meski banyak manfaat, penerapan QRIS juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti:
1. Kesenjangan digital, terutama di daerah terpencil yang belum memiliki akses internet yang memadai.
2. Edukasi masyarakat tentang cara penggunaan QRIS, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan teknologi.
3. Persaingan antar penyedia layanan pembayaran, yang meski difasilitasi oleh QRIS, tetap perlu menemukan cara untuk bersaing sehat.
Penutup
QRIS adalah inovasi yang telah mengubah wajah sistem pembayaran di Indonesia. Dengan dukungan Bank Indonesia dan ASPI, QRIS tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Sebagai standar nasional, QRIS menciptakan ekosistem pembayaran yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan. Kedepannya, pengembangan QRIS diharapkan semakin memperluas manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.