Contoh Perhitungan PMI Manufaktur yang Mudah Dipahami
Apa Itu PMI Manufaktur?
PMI Manufaktur adalah indeks yang menggambarkan kondisi bisnis di sektor manufaktur berdasarkan survei terhadap purchasing manager (manajer pembelian). Survei ini biasanya dilakukan setiap bulan dan mencakup beberapa aspek penting dalam proses produksi, seperti:
- Produksi
- Pesanan baru (new orders)
- Persediaan (inventories)
- Tenaga kerja (employment)
- Pengiriman dari pemasok (supplier deliveries)
Setiap aspek tersebut dinilai oleh responden dengan tiga kemungkinan jawaban:
- Meningkat (improving)
- Tidak berubah (same)
- Menurun (declining)
Skor dan Interpretasi PMI
Nilai PMI dihitung dalam skala 0 hingga 100, dengan batas 50 sebagai titik netral:
- PMI > 50: Sektor manufaktur mengalami ekspansi atau pertumbuhan
- PMI < 50: Sektor mengalami kontraksi atau penurunan
- PMI = 50: Tidak ada perubahan dari bulan sebelumnya
Cara Menghitung PMI Manufaktur
Secara umum, PMI dihitung dengan rumus:
PMI = (Persentase respon "meningkat" x 1) + (Persentase respon "sama" x 0,5) + (Persentase respon "menurun" x 0)
Namun, indeks akhir PMI bukan hanya berasal dari satu aspek saja. Biasanya, setiap komponen memiliki bobot tertentu. Di beberapa negara, lima komponen utama memiliki bobot sebagai berikut:
- Pesanan baru: 30%
- Produksi: 25%
- Tenaga kerja: 20%
- Pengiriman pemasok: 15%
- Persediaan: 10%
Masing-masing komponen dihitung dengan rumus PMI di atas, lalu digabungkan dengan memperhatikan bobotnya.
Contoh Perhitungan PMI Manufaktur
Mari kita lihat contoh sederhana agar mudah dipahami:
Data dari Survei
Misalnya, hasil survei dari 100 perusahaan manufaktur terhadap komponen "Produksi" memberikan jawaban sebagai berikut:
- 40 perusahaan mengatakan produksi meningkat
- 35 perusahaan mengatakan tidak berubah
- 25 perusahaan mengatakan menurun
Maka, perhitungan sub-indeks untuk Produksi adalah:
PMI Produksi = (40% x 1) + (35% x 0,5) + (25% x 0)
PMI Produksi = 0,4 + 0,175 + 0 = 0,575 atau 57,5
Lakukan hal yang sama untuk komponen lain, misalnya:
-
Pesanan baru: 50% meningkat, 30% tetap, 20% turun
PMI Pesanan baru = (50 x 1) + (30 x 0,5) + (20 x 0) = 0,5 + 0,15 = 65 -
Tenaga kerja: 30% meningkat, 50% tetap, 20% turun
PMI Tenaga kerja = (30 x 1) + (50 x 0,5) = 0,3 + 0,25 = 55 -
Pengiriman pemasok: 20% meningkat, 40% tetap, 40% turun
PMI Pengiriman = (20 x 1) + (40 x 0,5) = 0,2 + 0,2 = 40 -
Persediaan: 25% meningkat, 45% tetap, 30% turun
PMI Persediaan = (25 x 1) + (45 x 0,5) = 0,25 + 0,225 = 47,5
Hitung PMI Komposit
Setelah mendapatkan nilai sub-indeks, gabungkan sesuai bobotnya:
PMI = (Pesanan baru x 0.30) + (Produksi x 0.25) + (Tenaga kerja x 0.20) + (Pengiriman x 0.15) + (Persediaan x 0.10)
PMI = (65 x 0.30) + (57,5 x 0.25) + (55 x 0.20) + (40 x 0.15) + (47,5 x 0.10)
PMI = 19,5 + 14,375 + 11 + 6 + 4,75 = 55,625
Interpretasi
PMI sebesar 55,6 menunjukkan bahwa sektor manufaktur sedang dalam fase ekspansi atau pertumbuhan. Nilai ini cukup positif dan bisa mencerminkan meningkatnya aktivitas produksi, pesanan, dan tenaga kerja.
Kesimpulan
PMI manufaktur adalah indikator penting yang menggambarkan kesehatan industri secara keseluruhan. Dengan memahami cara menghitungnya, baik pelaku usaha, ekonom, maupun investor bisa mengambil keputusan dengan lebih bijak. Perhitungan PMI sebenarnya cukup sederhana jika kita memahami logikanya: semakin banyak manajer pembelian yang merasakan perbaikan, maka nilainya semakin tinggi.
Dengan contoh di atas, semoga kamu kini lebih memahami bagaimana PMI dihitung dan apa artinya bagi dunia bisnis. Jika kamu bekerja di bidang ekonomi atau keuangan, kemampuan membaca dan memahami PMI ini bisa menjadi salah satu alat penting untuk analisis.