--> Skip to main content

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Munculnya Merkantilisme

namaguerizka.com Merkantilisme merupakan sebuah paham atau kebijakan ekonomi yang berkembang di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-18. Paham ini menekankan bahwa kekayaan dan kekuatan suatu negara ditentukan oleh seberapa besar cadangan logam mulia (emas dan perak) yang dimilikinya. Oleh karena itu, negara-negara Eropa pada masa itu berlomba-lomba untuk memperkaya diri melalui perdagangan, kolonialisasi, serta pengendalian ketat terhadap ekspor dan impor. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan munculnya merkantilisme? Berikut adalah beberapa faktor utama yang mendorong lahirnya paham ini.

1. Peralihan dari Ekonomi Subsisten ke Ekonomi Uang

Salah satu penyebab utama munculnya merkantilisme adalah pergeseran secara bertahap dari sistem ekonomi subsisten ke ekonomi uang. Pada masa sebelumnya, masyarakat Eropa lebih banyak bergantung pada ekonomi agraris dan sistem barter. Produksi barang lebih ditujukan untuk kebutuhan sendiri atau komunitas kecil. Namun, seiring dengan meningkatnya kegiatan perdagangan dan urbanisasi, sistem ini mulai ditinggalkan.

Dengan semakin berkembangnya pasar, muncul kebutuhan akan alat tukar yang lebih praktis dan efisien, yaitu uang. Perdagangan antarkota dan antarnegara menuntut adanya standar nilai yang diterima luas, sehingga emas dan perak menjadi sangat berharga. Negara-negara Eropa kemudian menyadari bahwa akumulasi logam mulia tersebut dapat memperkuat stabilitas dan kekuasaan mereka. Inilah yang menjadi dasar utama dari pemikiran merkantilis: mengumpulkan sebanyak mungkin kekayaan melalui surplus perdagangan dan cadangan emas.

2. Kemunculan Zona Perdagangan Utara

Faktor penting lainnya yang mendorong munculnya merkantilisme adalah berkembangnya Zona Perdagangan Utara, yang mencakup wilayah sekitar Laut Baltik dan Laut Utara, seperti kota-kota pelabuhan di Belanda, Inggris, Jerman Utara, dan Skandinavia. Kawasan ini menjadi pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan yang sangat aktif sejak abad ke-13, terutama melalui jaringan perdagangan yang dibentuk oleh Liga Hansa (Hanseatic League).

Zona ini memfasilitasi pertukaran barang seperti gandum, ikan, wol, kain, dan kayu dalam skala besar. Kemajuan teknologi pelayaran dan navigasi juga mempercepat pertumbuhan perdagangan internasional. Negara-negara yang terlibat dalam zona ini mulai menyadari pentingnya mengontrol jalur perdagangan dan komoditas unggulan mereka untuk mendapatkan keuntungan ekonomi sebesar-besarnya. Keinginan untuk mendominasi perdagangan inilah yang mendorong pemerintah memberlakukan kebijakan-kebijakan proteksionis dan mendorong ekspor, yang merupakan ciri khas dari merkantilisme.

3. Bangkitnya Negara-Negara Bangsawan dan Pemerintahan Sentralistik

Seiring runtuhnya kekuasaan feodal dan gereja di banyak wilayah Eropa, muncul negara-negara bangsa (nation states) yang lebih terorganisasi dan memiliki pemerintahan pusat yang kuat. Raja dan bangsawan mulai mengambil alih kendali ekonomi sebagai salah satu bentuk penguatan kekuasaan. Mereka menganggap bahwa stabilitas negara dapat dicapai melalui kekuatan ekonomi, terutama dengan cara menumpuk cadangan emas dan perak.

Dalam konteks ini, merkantilisme menjadi alat kebijakan negara untuk mengatur produksi, perdagangan, dan industri demi kepentingan nasional. Pemerintah aktif campur tangan dalam perekonomian dengan cara memberikan subsidi kepada industri lokal, mengenakan tarif impor tinggi, dan menciptakan monopoli dagang. Semua kebijakan ini diarahkan untuk menciptakan neraca perdagangan yang positif.

4. Penemuan Dunia Baru dan Perluasan Wilayah Kolonial

Penjelajahan samudra yang dilakukan bangsa Eropa seperti Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda sejak akhir abad ke-15 juga turut mendorong berkembangnya merkantilisme. Penemuan wilayah-wilayah baru di Amerika, Afrika, dan Asia membuka peluang besar untuk menguasai sumber daya alam yang melimpah, termasuk rempah-rempah, logam mulia, dan komoditas tropis lainnya.

Negara-negara penjajah menerapkan prinsip merkantilisme dengan ketat terhadap koloni-koloninya. Koloni dipaksa menjadi pasar bagi barang-barang hasil industri negara induk, dan pada saat yang sama menjadi sumber bahan mentah murah. Perdagangan transatlantik dan sistem kolonial menjadi bagian tak terpisahkan dari kebijakan merkantilis.


---

Kesimpulan

Merkantilisme tidak muncul secara tiba-tiba. Ia merupakan hasil dari proses transformasi ekonomi dan sosial yang kompleks di Eropa selama beberapa abad. Peralihan ke ekonomi uang, berkembangnya zona perdagangan utara, bangkitnya pemerintahan pusat yang kuat, serta ekspansi kolonial semuanya berkontribusi terhadap lahir dan berkembangnya paham merkantilisme. Meskipun kini sudah ditinggalkan dalam praktik ekonomi modern, merkantilisme meninggalkan jejak penting dalam sejarah pemikiran dan kebijakan ekonomi dunia.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser