Bank of England dan Dampak Brexit terhadap Kebijakan Ekonominya
Apa itu Bank of England?
Bank of England adalah bank sentral Inggris yang didirikan pada tahun 1694. Fungsi utamanya adalah menjaga stabilitas harga dan sistem keuangan, termasuk mengatur suku bunga acuan, mengelola cadangan devisa, dan mengawasi sistem perbankan. BoE juga menerbitkan pound sterling (£) dan bertanggung jawab atas pengendalian inflasi melalui kebijakan moneter.
Brexit dan Ketidakpastian Ekonomi
Brexit menciptakan ketidakpastian ekonomi yang signifikan, terutama dalam periode menjelang dan setelah referendum. Ketidakpastian ini meliputi:
- Ketidakpastian perdagangan: Keluar dari pasar tunggal Eropa dan serikat pabean menyebabkan perubahan dalam tarif dan peraturan dagang.
- Volatilitas mata uang: Pound sterling mengalami depresiasi tajam setelah referendum, yang berpengaruh pada inflasi dan biaya impor.
- Investasi bisnis yang tertunda: Banyak perusahaan menunda atau memindahkan investasi karena ketidakpastian masa depan hubungan dagang Inggris dengan Uni Eropa.
Bank of England merespons perubahan ini dengan berbagai kebijakan untuk menstabilkan ekonomi.
Respons Kebijakan Moneter Bank of England
1. Pemotongan Suku Bunga
Setelah referendum Brexit, pada Agustus 2016, BoE memotong suku bunga dari 0,5% menjadi 0,25% — level terendah dalam sejarah saat itu. Langkah ini bertujuan untuk:
- Merangsang konsumsi domestik
- Mengurangi biaya pinjaman bagi rumah tangga dan bisnis
- Menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian
2. Program Pelonggaran Kuantitatif (Quantitative Easing)
BoE juga menambahkan stimulus moneter dengan membeli obligasi pemerintah dan korporat untuk mendorong likuiditas dan menurunkan imbal hasil obligasi. Tujuannya adalah untuk:
- Mendorong investasi jangka panjang
- Menstimulasi pasar keuangan dan perbankan
- Menekan risiko resesi pasca-Brexit
3. Stabilitas Finansial
BoE meningkatkan pengawasan terhadap sektor perbankan untuk memastikan bahwa lembaga keuangan cukup kuat dalam menghadapi tekanan ekonomi pasca-Brexit. Ini termasuk:
- Uji ketahanan (stress test)
- Pelonggaran persyaratan modal jangka pendek bagi bank
- Penyediaan likuiditas tambahan bila diperlukan
Dampak Brexit dalam Jangka Menengah dan Panjang terhadap Kebijakan Ekonomi
Dalam jangka menengah, dampak ekonomi Brexit menjadi lebih nyata:
- Inflasi meningkat: Depresiasi nilai tukar menyebabkan harga impor naik, yang mendorong inflasi di atas target 2%.
- Pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat: Ketidakpastian kebijakan perdagangan menyebabkan perlambatan dalam pertumbuhan PDB.
- Produktivitas stagnan: Kesulitan dalam akses tenaga kerja dari UE menyebabkan berkurangnya tenaga kerja di beberapa sektor, khususnya pertanian dan layanan.
Bank of England harus menyeimbangkan kebijakan antara menjaga inflasi dan mendorong pertumbuhan, yang membuat kebijakan suku bunga menjadi lebih kompleks dan hati-hati.
Pandangan Masa Depan: Brexit, Reformasi, dan Bank Sentral
Kini, dengan Inggris secara resmi keluar dari Uni Eropa dan memasuki era kebijakan ekonomi yang lebih mandiri, Bank of England menghadapi tantangan baru:
- Penyesuaian terhadap perjanjian dagang baru: BoE harus memperhitungkan dampak dari perjanjian perdagangan bilateral baru terhadap inflasi dan pertumbuhan.
- Kebijakan fiskal-publik: Dalam beberapa kasus, BoE harus bekerja sama dengan pemerintah dalam menyeimbangkan antara stimulus fiskal dan pengendalian inflasi.
- Inflasi pasca-pandemi dan pasca-Brexit: Kombinasi antara krisis rantai pasokan global dan penyesuaian ekonomi Brexit telah menyebabkan tekanan inflasi berkepanjangan.
BoE telah menunjukkan sikap yang lebih hawkish dalam beberapa tahun terakhir dengan mulai menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Namun, langkah ini tetap dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak menekan pertumbuhan yang masih rentan.
Kesimpulan
Brexit adalah salah satu perubahan politik dan ekonomi terbesar dalam sejarah modern Inggris. Dalam menghadapi tantangan ini, Bank of England memainkan peran penting sebagai penstabil ekonomi nasional. Mulai dari pemangkasan suku bunga, pelonggaran kuantitatif, hingga penyesuaian kebijakan jangka panjang, BoE terus menavigasi ketidakpastian yang ditimbulkan oleh Brexit.
Ke depan, efektivitas kebijakan Bank of England akan sangat bergantung pada kemampuannya membaca dinamika global, perubahan kebijakan dagang, serta respons terhadap tantangan ekonomi domestik pasca-Brexit.