Mengapa CPI Inti Sering Dianggap Lebih Akurat dari CPI Headline?
Mari kita telusuri lebih dalam.
Apa Itu CPI Headline?
CPI headline mencerminkan total perubahan harga dari seluruh komponen dalam keranjang konsumsi, termasuk harga makanan dan energi. Karena itu, CPI headline memberikan gambaran menyeluruh mengenai kenaikan harga yang dirasakan oleh konsumen.
Misalnya, jika harga bensin naik tajam karena ketegangan geopolitik, atau jika harga bahan makanan melonjak karena bencana alam, CPI headline akan mencatat lonjakan tersebut secara langsung. Hal ini membuat CPI headline sangat sensitif terhadap perubahan harga jangka pendek yang bisa bersifat musiman atau tidak stabil.
Apa Itu CPI Inti?
Berbeda dengan CPI headline, CPI inti mengecualikan dua komponen utama yang paling bergejolak, yaitu:
- Harga makanan (food)
- Harga energi (energy)
Dengan menghilangkan kedua komponen ini, CPI inti bertujuan untuk menyaring "noise" dari data inflasi dan memberikan gambaran yang lebih stabil dan berkelanjutan tentang arah inflasi jangka menengah hingga panjang.
Mengapa CPI Inti Dianggap Lebih Akurat?
Ada beberapa alasan mengapa para ekonom, analis, dan bank sentral lebih memprioritaskan CPI inti sebagai alat analisis inflasi yang lebih akurat:
1. Harga Makanan dan Energi Sangat Berfluktuasi
Harga bahan makanan dan energi cenderung sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cuaca, bencana alam, konflik geopolitik, atau perubahan pasokan global. Fluktuasi ini seringkali bersifat sementara dan tidak mencerminkan perubahan fundamental dalam perekonomian.
Misalnya:
- Harga minyak dunia bisa melonjak tajam karena perang di Timur Tengah.
- Harga beras bisa naik akibat banjir di daerah penghasil utama.
Jika hanya melihat CPI headline, kita bisa salah mengira bahwa inflasi sedang melonjak hebat, padahal lonjakan itu bisa saja sementara dan akan kembali normal dalam waktu dekat.
2. Memberi Sinyal yang Lebih Stabil
CPI inti memberikan sinyal yang lebih stabil dan dapat diandalkan dalam hal tren inflasi. Karena itu, bank sentral seperti Federal Reserve (AS) atau Bank Indonesia sering menjadikan CPI inti sebagai acuan utama dalam menetapkan kebijakan moneter, termasuk suku bunga.
Kestabilan ini penting karena kebijakan ekonomi tidak boleh didasarkan pada data yang fluktuatif secara ekstrem, karena berisiko menimbulkan reaksi berlebihan yang justru merusak kestabilan ekonomi.
3. Lebih Relevan untuk Kebijakan Jangka Menengah dan Panjang
Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga stabilitas harga dalam jangka menengah dan panjang. CPI inti lebih cocok untuk tujuan ini karena ia mencerminkan inflasi yang berasal dari faktor-faktor permintaan dan struktur ekonomi domestik, bukan sekadar dari gangguan eksternal jangka pendek.
Apakah CPI Headline Tidak Penting?
Meskipun CPI inti lebih sering dijadikan patokan untuk analisis mendalam dan kebijakan, CPI headline tetap penting, terutama karena:
- Itu adalah apa yang benar-benar dirasakan oleh konsumen di lapangan.
- Pemerintah perlu memperhatikan CPI headline untuk menilai daya beli masyarakat dan merancang subsidi atau bantuan sosial.
- Dalam jangka pendek, lonjakan CPI headline bisa memicu respons pasar, termasuk ekspektasi inflasi publik yang bisa berdampak pada konsumsi dan investasi.
Kesimpulan
CPI inti sering dianggap lebih akurat daripada CPI headline karena ia menyaring komponen harga yang sangat fluktuatif dan memberikan gambaran yang lebih stabil serta representatif mengenai arah inflasi jangka menengah hingga panjang. Meskipun demikian, CPI headline tetap memiliki nilai penting dalam memberikan gambaran menyeluruh mengenai kondisi harga yang dihadapi oleh konsumen sehari-hari.
Dalam praktiknya, keduanya saling melengkapi, namun untuk keperluan analisis kebijakan dan prediksi arah inflasi, CPI inti lebih banyak dijadikan rujukan karena kemampuannya dalam memisahkan antara sinyal dan gangguan sementara.