--> Skip to main content

Mengapa Harga Pangan dan Energi Dikecualikan dalam Indeks Harga Inti?

namaguerizka.com Ketika kita berbicara tentang inflasi dan pergerakan harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian, salah satu indikator yang sering digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI). Namun, dalam konteks pengambilan kebijakan, para ekonom dan bank sentral sering lebih fokus pada Indeks Harga Inti (Core Inflation) yang mengecualikan dua komponen utama: harga pangan dan harga energi.

Lalu, mengapa kedua komponen penting ini justru dikeluarkan dari perhitungan indeks harga inti? Artikel ini akan mengulas alasan-alasan di balik pengecualian tersebut serta pentingnya indeks harga inti dalam kebijakan ekonomi.


Apa Itu Indeks Harga Inti?

Indeks Harga Inti (core inflation) adalah ukuran inflasi yang tidak memasukkan perubahan harga dari komoditas pangan dan energi. Indeks ini dianggap mencerminkan tren jangka panjang dari inflasi yang lebih stabil dan dapat diprediksi.

Sebagai contoh, jika Indeks Harga Konsumen meningkat sebesar 5% dalam satu tahun, tetapi setelah mengeluarkan harga pangan dan energi ternyata kenaikan hanya 2%, maka angka 2% tersebut adalah inflasi inti.


Mengapa Pangan dan Energi Dikecualikan?

1. Harga Sangat Berfluktuasi

Pangan dan energi dikenal memiliki volatilitas yang tinggi—artinya harga kedua komoditas ini bisa berubah secara drastis dalam waktu singkat. Misalnya:

  • Harga minyak mentah bisa melonjak akibat konflik geopolitik atau bencana alam.
  • Harga sayuran bisa naik-turun tajam karena cuaca buruk atau gagal panen.

Fluktuasi ini sering kali tidak mencerminkan kondisi ekonomi secara keseluruhan, tetapi lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal atau musiman. Oleh karena itu, jika harga pangan dan energi dimasukkan, angka inflasi bisa terlihat tinggi secara sementara dan menyesatkan.

2. Sulit Diprediksi

Karena ketergantungan pada cuaca, faktor global, dan pasokan energi dunia, harga kedua sektor ini cenderung sulit diprediksi. Hal ini menyulitkan bank sentral untuk menentukan kebijakan moneter yang tepat jika hanya berdasarkan data inflasi umum (headline inflation).

3. Tidak Mewakili Tekanan Inflasi Struktural

Inflasi inti dirancang untuk mengukur tekanan inflasi jangka panjang yang berasal dari sisi permintaan dalam ekonomi. Pangan dan energi lebih mencerminkan guncangan sisi penawaran (supply shock). Oleh karena itu, dengan mengecualikan keduanya, inflasi inti dianggap lebih baik dalam menangkap dinamika fundamental ekonomi, seperti upah, konsumsi, dan produktivitas.


Fungsi Indeks Harga Inti dalam Kebijakan Ekonomi

Bank sentral seperti Bank Indonesia atau Federal Reserve (AS) menggunakan inflasi inti untuk:

  • Menentukan arah suku bunga acuan.
  • Merancang kebijakan moneter yang stabil dan tidak reaktif terhadap gejolak sementara.
  • Memprediksi tren ekonomi jangka menengah hingga panjang.

Jika bank sentral hanya fokus pada inflasi umum yang dipengaruhi oleh harga pangan dan energi, mereka bisa mengambil keputusan yang terlalu agresif atau terlalu lunak, yang pada akhirnya dapat merugikan stabilitas ekonomi.


Kritik Terhadap Pengecualian Ini

Meskipun inflasi inti dianggap lebih stabil, tidak semua pihak setuju dengan pengecualian ini. Beberapa kritik menyatakan bahwa:

  • Pangan dan energi merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Jadi, mengecualikannya bisa menyebabkan analisis yang "jauh dari kenyataan" sehari-hari rakyat.
  • Inflasi umum lebih mencerminkan beban hidup aktual masyarakat, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah yang menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk makanan dan energi.

Kesimpulan

Pengecualian harga pangan dan energi dalam indeks harga inti dilakukan bukan karena sektor ini tidak penting, melainkan karena volatilitasnya tinggi dan sifatnya sering kali sementara. Dengan mengeliminasi faktor-faktor tersebut, para pembuat kebijakan dapat melihat gambaran inflasi yang lebih bersih dan stabil, sehingga mampu membuat keputusan yang lebih tepat dan bijak bagi perekonomian secara keseluruhan.

Meski begitu, penting juga untuk memperhatikan inflasi umum agar tetap terhubung dengan kondisi nyata di lapangan, terutama dalam menjaga daya beli masyarakat kecil.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser