--> Skip to main content

Emas, Perak, dan Minyak: Aset Undervalued yang Siap Menggeliat di Paruh Kedua 2025

namaguerizka.com Memasuki paruh kedua 2025, pasar global terus dihantui oleh berbagai ketidakpastian. Perang dagang yang belum menunjukkan tanda mereda, ketegangan geopolitik yang memicu konflik militer di beberapa wilayah strategis, serta dinamika di pasar kripto yang penuh kejutan — semua ini mendorong pasar ke kondisi yang sangat volatil.

Namun, di balik semua gejolak tersebut, muncul peluang yang tidak boleh diabaikan. Banyak investor kini mulai melirik aset-aset undervalued, yaitu aset yang diperdagangkan di bawah nilai wajar dan memiliki potensi rebound signifikan. Tiga instrumen yang menjadi sorotan utama adalah emas, perak, dan minyak.


Mengapa Fokus Beralih ke Aset Undervalued?

Pada paruh pertama tahun 2025, mayoritas investor cenderung memilih instrumen yang lebih stabil, mengutamakan keamanan ketimbang peluang pertumbuhan. Namun, seiring pasar mulai menyesuaikan diri dengan berbagai risiko yang ada, banyak analis memperkirakan akan terjadi pergeseran minat dari aset stabil ke aset yang memiliki potensi kenaikan lebih besar.

Aset undervalued biasanya mulai menarik perhatian ketika pasar mulai pulih atau ketika ekspektasi terhadap kenaikan harga semakin kuat. Dengan sentimen yang berubah, investor yang cermat akan berusaha memanfaatkan momentum ini sebelum harga benar-benar melonjak.


Emas: Bukan Sekadar Aset Aman, Tapi Juga Peluang Keuntungan

Emas sejak lama dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang banyak diburu saat terjadi krisis. Namun, di paruh kedua 2025, emas diperkirakan bukan hanya berfungsi sebagai pelindung nilai, tetapi juga menjadi instrumen yang menawarkan potensi keuntungan menarik.

Beberapa faktor yang mendukung prospek emas antara lain:

  • Kekhawatiran pasar terhadap inflasi global yang masih tinggi.
  • Ketidakpastian kebijakan moneter di Amerika Serikat dan Eropa.
  • Permintaan yang tetap kuat dari bank sentral berbagai negara.

Selain itu, volatilitas di pasar saham dan obligasi membuat investor semakin mempertimbangkan emas sebagai alternatif utama dalam diversifikasi portofolio.


Perak: Peluang Besar di Balik Permintaan Industri

Meski sering kali dianggap "bayangan" dari emas, perak justru memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya menarik di mata investor. Selain digunakan sebagai aset investasi, perak juga memiliki permintaan yang tinggi di sektor industri, terutama pada teknologi hijau seperti panel surya dan kendaraan listrik.

Permintaan industri yang meningkat ini membuat perak memiliki dua sumber daya tarik sekaligus: sebagai safe haven dan sebagai komoditas industri. Inilah yang membuat perak sering kali bisa mengalami kenaikan harga yang lebih tajam dibanding emas ketika permintaan global melonjak.

Saat ini, banyak analis memandang perak masih dalam kondisi undervalued jika dibandingkan dengan kinerjanya dalam beberapa dekade terakhir. Dengan potensi pertumbuhan sektor energi hijau yang semakin masif, harga perak bisa saja mengalami reli yang kuat dalam beberapa bulan ke depan.


Minyak: Komoditas Strategis di Tengah Ketegangan Global

Minyak tetap menjadi salah satu komoditas paling sensitif terhadap isu geopolitik. Konflik militer, ketegangan di kawasan Timur Tengah, hingga potensi gangguan pasokan global membuat harga minyak sangat mudah bergejolak.

Namun, di balik risiko tersebut, terdapat peluang besar. Ketika pasokan terganggu dan permintaan tetap tinggi, harga minyak bisa melonjak drastis. Hal inilah yang dilihat oleh para investor sebagai celah strategis untuk meraih profit.

Laporan Goldman Sachs terbaru menyarankan investor untuk memperbesar porsi minyak dalam portofolio mereka, tidak hanya sebagai upaya lindung nilai, tetapi juga sebagai sarana mendulang keuntungan dari volatilitas harga.


Kenapa Ketiga Aset Ini Dianggap Undervalued?

Saat ini, banyak investor masih ragu untuk masuk ke emas, perak, atau minyak karena ketidakpastian pasar yang tinggi. Namun, justru kondisi inilah yang menciptakan peluang undervaluation.

Ketika harga aset belum mencerminkan potensi fundamental atau kondisi global yang mendukung, maka itulah momen emas (secara harfiah dan kiasan) bagi investor yang berani. Dengan analisis yang tepat dan pengaturan risiko yang cermat, ketiga aset ini bisa menjadi motor utama pertumbuhan portofolio di paruh kedua 2025.


Strategi yang Bisa Dipertimbangkan

  1. Diversifikasi dengan Emas
    Jadikan emas sebagai instrumen pelindung nilai sambil tetap membuka peluang profit dari kenaikan harga yang berpotensi terjadi.

  2. Perak untuk Potensi Imbal Hasil Lebih Tinggi
    Meski lebih volatil, perak menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar, terutama bagi investor dengan toleransi risiko lebih tinggi.

  3. Manfaatkan Momentum Minyak
    Gunakan minyak sebagai instrumen trading atau investasi jangka menengah, memanfaatkan potensi lonjakan harga akibat ketegangan geopolitik dan dinamika pasokan.


Kesimpulan: Waktu Tepat untuk Bertindak

Paruh kedua 2025 bisa menjadi periode yang sangat menentukan bagi banyak investor. Volatilitas yang masih tinggi membuka peluang besar untuk meraih keuntungan, terutama melalui aset yang saat ini masih dianggap undervalued seperti emas, perak, dan minyak.

Namun, penting diingat bahwa setiap peluang selalu datang dengan risiko. Oleh karena itu, disiplin dalam manajemen risiko dan pemahaman mendalam terhadap aset yang dipilih menjadi kunci sukses dalam memanfaatkan momentum ini.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser