Sejarah Penemuan Minyak Bumi
Mereka menggunakan minyak untuk bahan bakar lampu, pelapis perahu agar kedap air, bahan perekat, hingga bahan pengawet mumi.
Namun, penemuan minyak bumi sebagai komoditas energi yang diolah secara modern baru terjadi pada abad ke-19. Salah satu tonggak sejarah penting adalah pengeboran sumur minyak pertama yang dianggap modern di Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada tahun 1859. Sumur ini dibor oleh Edwin L. Drake, yang kemudian dikenal sebagai "Bapak Industri Minyak."
Penemuan ini memicu perkembangan industri minyak bumi secara pesat di Amerika Serikat, kemudian menyebar ke berbagai negara lain.
Pada awalnya, tujuan utama pengeboran minyak adalah untuk mendapatkan minyak tanah (kerosene) yang digunakan sebagai bahan bakar lampu. Setelah ditemukannya bola lampu listrik, permintaan minyak tanah menurun, tetapi kemudian permintaan bahan bakar untuk kendaraan bermotor meningkat pesat seiring berkembangnya industri otomotif pada awal abad ke-20.
Sejak itu, minyak bumi menjadi salah satu komoditas terpenting dalam perekonomian global. Banyak negara kemudian mengembangkan industri minyak bumi mereka sendiri, baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk ekspor.
Proses Distilasi di Kilang Minyak
Minyak mentah yang diangkat dari dalam bumi mengandung campuran berbagai jenis hidrokarbon dengan titik didih berbeda. Agar bisa dimanfaatkan, minyak mentah perlu dipisahkan dan diolah menjadi produk-produk turunan yang sesuai dengan kebutuhan.
Proses utama yang dilakukan di kilang minyak adalah distilasi fraksionasi.
Cara Kerja Distilasi Fraksionasi
-
Pemanasan minyak mentah
Minyak mentah dipanaskan dalam furnace (tungku pemanas) hingga suhu sangat tinggi, sekitar 350–400 °C. Pada suhu ini, sebagian besar komponen minyak mentah akan menguap. -
Masuk ke menara distilasi
Uap panas kemudian dialirkan ke dalam sebuah menara tinggi yang disebut menara distilasi fraksionasi. Menara ini memiliki banyak tray atau piringan pada ketinggian berbeda. -
Pemisahan berdasarkan titik didih
Di dalam menara, uap akan naik ke atas. Komponen dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun (kondensasi) pada bagian bawah, sedangkan komponen dengan titik didih lebih rendah akan terus naik ke bagian atas sebelum mengembun.Misalnya:
- Residuum atau aspal akan terkumpul di dasar menara (paling berat).
- Minyak diesel dan minyak tanah mengembun di bagian tengah.
- Nafta dan bensin mengembun di bagian yang lebih tinggi.
- Gas ringan seperti LPG akan terkumpul di bagian paling atas.
-
Pengambilan fraksi
Setiap fraksi yang sudah terpisah kemudian diambil dan bisa langsung digunakan, atau masih perlu diolah lebih lanjut melalui proses tambahan seperti cracking (pemecahan molekul besar menjadi molekul lebih kecil), reforming (perbaikan struktur molekul), atau pengolahan kimia lain.
Proses Lanjutan di Kilang
Selain distilasi, kilang minyak juga melakukan berbagai proses lanjutan, di antaranya:
- Cracking: Memecah molekul hidrokarbon berat (seperti residu) menjadi molekul lebih ringan seperti bensin dan diesel.
- Reforming: Mengubah struktur molekul hidrokarbon untuk meningkatkan kualitas bahan bakar (misalnya meningkatkan angka oktan bensin).
- Alkylation: Menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar dan bernilai tinggi.
- Desulfurisasi: Mengurangi kandungan sulfur untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Kilang minyak modern dirancang sangat kompleks agar mampu menghasilkan berbagai produk dengan efisien, serta meminimalkan dampak lingkungan.
Penutup
Sejarah panjang penemuan minyak bumi menunjukkan betapa besar peran minyak bagi perkembangan peradaban manusia, terutama sejak Revolusi Industri hingga saat ini. Dari bahan penerang sederhana menjadi sumber energi utama yang menggerakkan kendaraan, pabrik, hingga pesawat terbang.
Di sisi lain, proses distilasi di kilang minyak merupakan teknologi kunci yang memungkinkan kita mendapatkan berbagai produk turunan penting, seperti bensin, solar, LPG, aspal, hingga bahan baku plastik dan obat-obatan.
Semakin dalam kita mempelajari minyak bumi, semakin terlihat betapa kompleks, bermanfaat, dan sekaligus menantangnya sumber daya alam ini. Karena itu, di era sekarang, penggunaan minyak bumi harus diimbangi dengan upaya menjaga lingkungan, serta pengembangan energi terbarukan demi masa depan yang lebih lestari.