--> Skip to main content

Apa Itu Support dan Resistance dalam Trading Saham serta Cara Menentukannya

namaguerizka.com Dalam trading saham, support dan resistance adalah dua konsep teknikal paling mendasar namun sangat penting untuk dipahami oleh setiap trader. Kedua level ini digunakan untuk mengidentifikasi titik-titik penting pergerakan harga, yang dapat menjadi acuan untuk menentukan kapan membeli, kapan menjual, dan bagaimana mengatur manajemen risiko.

Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian support dan resistance, fungsi utamanya, cara menentukannya, hingga strategi trading yang efektif dengan memanfaatkan kedua level ini.


Apa Itu Support dalam Trading Saham?

Support adalah level harga di mana tekanan beli cenderung cukup kuat untuk menghentikan atau membalikkan penurunan harga.

Di area support, banyak trader menganggap harga sudah “murah” sehingga mereka cenderung membeli. Akibatnya, tekanan beli meningkat dan harga sering kali memantul naik dari level ini.

Namun, jika tekanan jual terlalu kuat dan support ditembus, harga dapat terus turun hingga menemukan level support berikutnya.


Apa Itu Resistance dalam Trading Saham?

Resistance adalah level harga di mana tekanan jual cenderung cukup kuat untuk menghentikan atau membalikkan kenaikan harga.

Di area resistance, banyak trader menganggap harga sudah “mahal” sehingga mereka cenderung menjual. Akibatnya, tekanan jual meningkat dan harga sering kali memantul turun dari level ini.

Namun, jika tekanan beli sangat kuat dan resistance berhasil ditembus, harga dapat terus naik hingga mencapai resistance berikutnya.


Mengapa Support dan Resistance Penting?

  1. Menentukan titik entry dan exit
    Trader dapat membeli saat harga mendekati support dan menjual saat mendekati resistance untuk mendapatkan harga terbaik.

  2. Membantu manajemen risiko
    Dengan mengetahui level support dan resistance, trader bisa memasang stop loss di luar level tersebut untuk melindungi modal.

  3. Mengidentifikasi kekuatan tren
    Jika harga terus menembus resistance, tren naik semakin kuat. Jika harga terus menembus support, tren turun semakin kuat.

  4. Menjadi acuan psikologis pasar
    Level support dan resistance sering kali terbentuk karena psikologi pasar, di mana banyak pelaku pasar menempatkan order di titik-titik harga tertentu.


Cara Menentukan Support dan Resistance

1. Menggunakan Riwayat Harga

Lihat grafik harga saham di masa lalu untuk menemukan titik di mana harga sering berhenti turun (support) atau berhenti naik (resistance). Level ini biasanya terlihat jelas pada chart harian atau mingguan.

2. Menggunakan Garis Tren (Trendline)

Tarik garis menghubungkan titik-titik terendah berturut-turut (untuk support) atau titik-titik tertinggi berturut-turut (untuk resistance). Semakin sering harga menyentuh garis tanpa menembusnya, semakin valid level tersebut.

3. Menggunakan Moving Average (MA)

Garis MA (misalnya MA20, MA50, atau MA200) sering berperan sebagai support dinamis (saat tren naik) atau resistance dinamis (saat tren turun).

4. Menggunakan Angka Bulat (Psychological Level)

Harga saham sering tertahan di angka bulat seperti Rp1.000, Rp2.000, atau Rp5.000 karena banyak trader menempatkan order di level psikologis tersebut.

5. Menggunakan Pola Candlestick

Pola candlestick tertentu (seperti hammer di dasar harga atau shooting star di puncak harga) sering mengindikasikan area support atau resistance yang kuat.

6. Menggunakan Indikator Teknis Tambahan

Beberapa indikator seperti Bollinger Bands, Fibonacci Retracement, dan Pivot Point dapat membantu menemukan level support dan resistance potensial.


Bagaimana Jika Support atau Resistance Ditembus?

  • Breakout ke atas resistance
    Jika harga menembus resistance dengan volume tinggi, level tersebut sering berubah menjadi support baru.

  • Breakdown ke bawah support
    Jika harga menembus support dengan volume tinggi, level tersebut sering berubah menjadi resistance baru.

Fenomena ini disebut role reversal, di mana support yang ditembus berubah menjadi resistance, dan resistance yang ditembus berubah menjadi support.


Strategi Trading Menggunakan Support dan Resistance

1. Buy di Support, Sell di Resistance

Strategi klasik ini dilakukan dengan membeli saham saat harga mendekati level support dan menjualnya ketika harga mendekati resistance.

2. Trading Breakout

Jika harga berhasil menembus resistance disertai volume besar, trader dapat melakukan buy karena tren naik berpotensi berlanjut. Sebaliknya, jika harga menembus support, trader bisa melakukan sell atau cut loss.

3. Menggunakan Konfirmasi Tambahan

Jangan hanya mengandalkan satu sinyal. Gunakan konfirmasi tambahan seperti candlestick pattern, volume perdagangan, atau indikator teknikal agar tidak terjebak false breakout (sinyal palsu).

4. Menempatkan Stop Loss di Luar Level Kunci

Saat membeli di support, pasang stop loss sedikit di bawah support. Saat menjual di resistance, pasang stop loss sedikit di atas resistance. Ini membantu melindungi modal jika harga bergerak berlawanan arah.


Kesalahan Umum dalam Menggunakan Support dan Resistance

  1. Menganggap semua level pasti bertahan
    Tidak ada level support atau resistance yang benar-benar “kebal” ditembus. Semuanya hanya area perkiraan, bukan harga pasti.

  2. Mengabaikan Volume Perdagangan
    Level support dan resistance yang ditembus tanpa volume besar sering kali hanya sinyal palsu.

  3. Tidak Memperhatikan Timeframe Lebih Tinggi
    Support dan resistance yang terlihat kuat pada chart 1 jam bisa saja tidak berarti pada chart harian atau mingguan.

  4. Masuk Posisi Terlalu Cepat atau Terlalu Lambat
    Banyak trader pemula membeli terlalu dini di dekat support atau menjual terlalu cepat di resistance tanpa menunggu konfirmasi pergerakan harga.


Kesimpulan

Support dan resistance adalah level penting dalam analisis teknikal saham.

  • Support: area di mana harga cenderung tertahan saat turun.
  • Resistance: area di mana harga cenderung tertahan saat naik.

Dengan memahami dan memanfaatkan level ini, trader dapat:

  • Menentukan titik entry dan exit yang lebih akurat.
  • Mengatur manajemen risiko melalui stop loss yang tepat.
  • Mengidentifikasi kekuatan tren dan peluang breakout.

Kunci sukses adalah menggunakan konfirmasi tambahan seperti volume, candlestick pattern, dan indikator teknikal, serta selalu disiplin terhadap manajemen risiko.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser