Mengapa Pengangguran Jadi Alasan The Fed Menyerah pada Inflasi?
Alasannya bukan inflasi yang melonjak, melainkan risiko meningkatnya pengangguran dan perlambatan perekrutan tenaga kerja. Mengapa hal ini begitu penting hingga membuat The Fed siap “mengalah” pada inflasi? Mari kita bahas lebih mendalam.
Inflasi vs Pengangguran: Dua Sisi Mata Uang Kebijakan Moneter
The Fed memiliki dua mandat utama:
- Menjaga stabilitas harga (mengendalikan inflasi).
- Menjamin lapangan kerja maksimum (mengurangi pengangguran).
Dalam praktiknya, kedua tujuan ini sering bertabrakan.
- Jika suku bunga dinaikkan untuk menekan inflasi, biaya pinjaman naik, perusahaan mengurangi ekspansi, dan perekrutan melambat.
- Jika suku bunga diturunkan untuk mendukung lapangan kerja, permintaan meningkat, tetapi inflasi bisa ikut naik.
Keputusan The Fed di Jackson Hole menunjukkan bahwa risiko perlambatan ekonomi dan naiknya pengangguran kini dianggap lebih berbahaya daripada ancaman inflasi.
Mengapa The Fed Khawatir pada Pengangguran?
-
Sinyal perlambatan ekonomi semakin jelas
Laporan tenaga kerja AS menunjukkan perekonomian tidak menambah lapangan kerja sebanyak sebelumnya. Jika tren ini terus berlanjut, konsumsi rumah tangga bisa melemah, menghambat pertumbuhan. -
Inflasi mulai terkendali
Meski tarif impor baru dan pembatasan imigrasi memberi tekanan harga, laju inflasi sudah melambat dibanding tahun lalu, sehingga memberi ruang bagi The Fed untuk mengubah prioritas. -
Risiko resesi lebih nyata
Jika pengangguran meningkat tajam, ekonomi bisa terperosok ke resesi, sesuatu yang jauh lebih sulit dipulihkan dibanding inflasi yang sedikit di atas target. -
Tekanan politik mempercepat keputusan
Presiden Trump menekan The Fed untuk bertindak cepat. Meskipun bank sentral seharusnya independen, campur tangan politik menciptakan urgensi tambahan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Infografik Teks: Mengapa Pengangguran Jadi Prioritas The Fed?
MANDAT GANDA THE FED:
1. Jaga inflasi tetap stabil
2. Pastikan lapangan kerja maksimum
MASALAH SAAT INI:
- Pengangguran naik
- Perekrutan melambat
- Inflasi mulai terkendali
KEPUTUSAN:
Jerome Powell siap pangkas suku bunga
→ Untuk cegah perlambatan ekonomi
→ Agar konsumsi rumah tangga tidak jatuh
→ Mencegah resesi lebih awal
DAMPAK:
- Dolar AS melemah
- Indeks saham melonjak
- Imbal hasil obligasi turun
- Investor bersiap hadapi volatilitas
PESAN UNTUK PASAR:
"The Fed mengutamakan pekerjaan daripada inflasi."
Bagaimana Dampaknya bagi Pasar dan Ekonomi Global?
-
Dolar AS cenderung melemah
Pemangkasan suku bunga membuat imbal hasil aset dolar turun, sehingga investor mencari alternatif lain. -
Pasar saham bisa menguat
Biaya pinjaman yang lebih murah memberi peluang perusahaan untuk ekspansi dan meningkatkan laba. -
Harga emas dan komoditas bisa naik
Saat dolar melemah, emas dan komoditas lain biasanya menguat sebagai aset lindung nilai. -
Bank sentral lain ikut menyesuaikan kebijakan
Negara berkembang mungkin harus menurunkan suku bunga agar tidak tertinggal dan menjaga stabilitas mata uangnya.
Apa yang Harus Dilakukan Investor?
- Pantau rapat The Fed bulan September — keputusan suku bunga akan menjadi titik balik pasar global.
- Diversifikasi portofolio — jangan taruh semua investasi di satu jenis aset.
- Manfaatkan peluang di pasar saham dan emas — jika dolar melemah, aset berisiko dan lindung nilai sama-sama menarik.
- Waspadai volatilitas — perubahan kebijakan mendadak bisa memicu gejolak jangka pendek.
Kesimpulan: The Fed Pilih Lindungi Pekerjaan
Langkah The Fed menunjukkan bahwa lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi kini menjadi prioritas utama, bahkan jika itu berarti membiarkan inflasi sedikit di atas target dalam jangka pendek.
Keputusan ini akan memengaruhi pasar keuangan, nilai tukar, harga komoditas, dan strategi investasi global. Dunia kini menunggu: apakah pemangkasan suku bunga akan benar-benar dilakukan di bulan September?
Satu hal yang jelas — The Fed memberi sinyal bahwa pekerjaan manusia jauh lebih berharga daripada angka inflasi di laporan ekonomi.