--> Skip to main content

Phishing Tak Hanya Lewat Email: Waspadai Penipuan Digital di WhatsApp dan SMS

namaguerizka.com Ketika mendengar kata "phishing", banyak orang hanya membayangkannya sebagai penipuan yang datang lewat email. Padahal, kenyataannya jauh lebih luas. Saat ini, para pelaku kejahatan digital juga semakin gencar menyebarkan jebakan phishing melalui aplikasi perpesanan seperti WhatsApp, Telegram, SMS, bahkan media sosial.

Penjahat siber tahu bahwa orang lebih cepat dan santai merespons pesan di ponsel daripada email. Mereka memanfaatkan kebiasaan ini untuk menyebarkan pesan yang tampaknya berasal dari pihak resmi, padahal semuanya palsu.

Artikel ini akan membahas secara rinci bagaimana phishing bekerja lewat saluran-saluran komunikasi pribadi, apa saja contoh yang umum ditemui, dan cara melindungi diri agar Anda tidak menjadi korban berikutnya.


Mengapa Phishing Lewat WhatsApp dan SMS Semakin Umum?

Phishing tidak lagi terbatas pada email karena:

  • Orang lebih sering membuka pesan instan daripada email.
  • Pengguna cenderung percaya jika pesan berasal dari nomor lokal atau mencantumkan nama instansi.
  • WhatsApp dan SMS tidak memiliki sistem filter keamanan seketat email modern.
  • Nomor telepon lebih mudah tersebar atau dibeli dari sumber yang tidak resmi.

Dengan alasan-alasan tersebut, penipuan digital melalui ponsel menjadi saluran yang sangat efektif bagi pelaku phishing untuk menjebak korban.


Contoh Umum Penipuan Phishing Lewat WhatsApp dan SMS

Berikut ini adalah bentuk-bentuk phishing yang sering menyasar pengguna di Indonesia melalui pesan singkat:


1. Pesan Undian atau Hadiah

Contoh isi pesan:

"Selamat! Anda terpilih mendapatkan hadiah Rp50.000.000 dari Shope*e. Klik link ini untuk klaim: [tautan palsu]"

Atau versi yang lebih meyakinkan:

"Kami dari Tim Resmi Shopee. Untuk klaim hadiah Anda, silakan konfirmasi data melalui link berikut."

Padahal, tautan tersebut akan mengarah ke situs palsu yang meminta informasi pribadi seperti nomor HP, OTP, bahkan akses akun marketplace Anda.


2. Notifikasi Pengiriman Palsu

Contoh pesan:

"Paket Anda sedang ditahan karena informasi belum lengkap. Segera verifikasi: [tautan]"

Jenis pesan ini sangat umum digunakan saat banyak orang melakukan belanja online. Setelah membuka tautan, Anda akan diarahkan ke situs tiruan yang meminta informasi akun marketplace atau bahkan pembayaran palsu.


3. Ancaman Pemblokiran Akun

Contoh isi:

"Akun Anda akan dinonaktifkan dalam 24 jam karena aktivitas mencurigakan. Klik untuk konfirmasi: [tautan]"

Pesan seperti ini menimbulkan rasa panik sehingga korban cenderung langsung mengeklik tautan dan mengikuti instruksi tanpa berpikir panjang.


4. Penipuan Bermodus OTP atau Kode Verifikasi

Pelaku akan mengirim pesan langsung melalui WhatsApp dan mengatakan bahwa Anda perlu memberikan kode OTP yang barusan dikirim via SMS, dengan berbagai alasan:

  • Verifikasi data
  • Reset akun
  • Penukaran hadiah
  • Penyelesaian transaksi

Ingat: kode OTP bersifat sangat rahasia dan tidak boleh dibagikan ke siapa pun.


5. Link Berbahaya yang Disebarkan oleh Akun yang Dihack

Kadang, pelaku meretas akun teman atau keluarga Anda, lalu menyebarkan link jebakan ke seluruh kontak.

Contoh pesan:

"Tolong bantu voting kak, klik link ini ya: [tautan]"

Atau:

"Coba lihat foto kamu di sini, kok mirip banget! [tautan]"

Begitu Anda mengklik, akun Anda pun bisa disusupi untuk menyebarkan hal yang sama ke orang lain.


Cara Mengenali dan Menghindari Phishing Lewat WhatsApp dan SMS

Berikut langkah-langkah penting untuk mengenali dan melindungi diri Anda dari phishing di aplikasi perpesanan:


1. Jangan Klik Tautan dari Sumber Tak Dikenal

Tautan yang dikirim oleh nomor asing atau mengatasnamakan instansi resmi patut dicurigai, apalagi jika isinya:

  • Terlalu bagus untuk jadi kenyataan (menang hadiah, dapat uang tunai)
  • Bernada ancaman (akun akan diblokir, denda, atau kehilangan akses)
  • Tidak masuk akal atau tidak relevan dengan aktivitas Anda

Lebih aman mengakses situs resmi secara langsung melalui browser, bukan dari tautan dalam pesan.


2. Periksa Nomor atau Nama Pengirim dengan Teliti

Penipu bisa menggunakan nama kontak palsu, tetapi nomor asli pengirimnya tetap bisa diperiksa. Layanan resmi biasanya tidak menghubungi Anda melalui WhatsApp pribadi atau SMS biasa.

Sebagai contoh:

  • Bank, marketplace, atau perusahaan besar tidak akan pernah meminta konfirmasi akun melalui WhatsApp.
  • Nomor pribadi yang mengaku dari pihak resmi perlu dicurigai, apalagi jika minta OTP atau login.

3. Jangan Pernah Bagikan Kode OTP

Kode OTP (One Time Password) hanya boleh dimasukkan langsung ke aplikasi atau situs resmi.

Jika seseorang meminta kode OTP:

  • Segera abaikan permintaan tersebut.
  • Laporkan nomor tersebut sebagai penipuan.
  • Ganti kata sandi akun Anda jika sempat memberikannya.

4. Hindari Mengirim Data Pribadi lewat Pesan Instan

Data seperti NIK, nomor rekening, alamat rumah, dan lainnya tidak boleh dibagikan lewat chat, apalagi kepada orang yang tidak Anda kenal atau belum diverifikasi.

Jika memang harus mengirim data, pastikan:

  • Anda yakin betul dengan identitas penerimanya.
  • Anda berkomunikasi lewat saluran resmi, bukan nomor pribadi.

5. Gunakan Fitur Keamanan di Aplikasi Anda

Sebagian besar aplikasi seperti WhatsApp sudah menyediakan berbagai fitur keamanan, antara lain:

  • Verifikasi dua langkah (2FA): tambahkan PIN saat login dari perangkat baru.
  • Blokir dan laporkan nomor mencurigakan
  • Jangan biarkan orang lain mengakses perangkat Anda tanpa izin

6. Jangan Terburu-Buru Merespons Pesan yang Mendesak

Jika Anda merasa tertekan untuk segera bertindak (mengklik, membalas, mengisi data), berhenti sejenak dan pikirkan ulang. Biasanya tekanan waktu adalah salah satu taktik phishing.


Apa yang Harus Dilakukan Jika Sudah Terlanjur Klik atau Membagikan Informasi?

Jika Anda tidak sengaja mengeklik tautan phishing atau membagikan data pribadi, lakukan langkah berikut:

  1. Segera ubah kata sandi akun yang terkait
  2. Aktifkan fitur verifikasi dua langkah
  3. Hubungi pihak terkait (bank, marketplace, operator) untuk memblokir akses
  4. Scan perangkat dengan antivirus untuk mendeteksi malware
  5. Laporkan nomor penipu ke platform seperti WhatsApp atau operator seluler

Semakin cepat Anda bertindak, semakin besar kemungkinan mencegah kerugian lebih lanjut.


Kesimpulan: Phishing Itu Bukan Sekadar Email—Selalu Waspada di Mana Pun Anda Berkomunikasi

Di era digital saat ini, serangan phishing telah berkembang jauh dari email ke pesan instan seperti WhatsApp, Telegram, dan SMS. Sayangnya, tidak semua orang menyadari bahwa pesan-pesan ini bisa jadi jebakan yang berbahaya.

Waspadalah terhadap pesan yang mengandung tautan asing, permintaan data pribadi, atau janji hadiah menggiurkan. Gunakan logika, jangan buru-buru percaya, dan selalu verifikasi kebenarannya dari saluran resmi.

Lindungi diri Anda, lindungi keluarga Anda. Jangan biarkan ponsel menjadi pintu masuk bagi kejahatan digital.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser