Ethereum Undervalued? Begini Pandangan Institusi Besar Seperti BitMine
What (Apa yang Terjadi?)
Dalam beberapa bulan terakhir, Ethereum (ETH) kembali menjadi pusat perhatian setelah sejumlah institusi besar menunjukkan ketertarikannya untuk mengakumulasi aset digital ini. Salah satu yang paling menonjol adalah BitMine, perusahaan blockchain asal Las Vegas, yang kini tercatat memiliki lebih dari 2,15 juta ETH, menjadikannya pemegang publik terbesar. Langkah besar ini memunculkan pertanyaan penting: apakah Ethereum memang sedang undervalued atau dinilai lebih rendah dari potensi sebenarnya? Banyak analis menilai bahwa harga Ethereum saat ini belum mencerminkan nilai fundamentalnya, terutama jika dibandingkan dengan perannya dalam ekosistem blockchain global.
Who (Siapa yang Terlibat?)
Tokoh utama dalam peristiwa ini adalah BitMine, institusi yang bergerak di bidang blockchain dan investasi aset digital. Selain BitMine, ada juga peran investor institusional lainnya yang mulai melirik Ethereum sebagai aset jangka panjang. Lalu, analis pasar kripto turut memberi pandangan bahwa Ethereum undervalued, sehingga menarik perhatian para investor ritel di seluruh dunia. Para pengembang proyek DeFi, NFT, dan aplikasi Web3 juga menjadi bagian penting dalam narasi ini, karena ekosistem yang mereka bangun sangat bergantung pada Ethereum. Dengan kata lain, seluruh ekosistem blockchain modern ikut terlibat dalam cerita undervaluasi Ethereum ini.
Where (Di Mana Terjadi?)
Meskipun akumulasi terbesar dilakukan oleh BitMine yang berbasis di Las Vegas, Nevada, dampak kabar ini terasa secara global. Pasar kripto tidak mengenal batas geografis, sehingga berita mengenai akumulasi ETH oleh institusi besar langsung menjadi sorotan di Amerika Serikat, Eropa, Asia, hingga Amerika Latin. Bursa-bursa kripto besar seperti Binance, Coinbase, dan Kraken menjadi pusat perhatian, karena di situlah sebagian besar perdagangan ETH berlangsung. Artinya, meski langkah diambil oleh institusi di satu negara, dampaknya menjalar ke seluruh dunia, mengingat Ethereum adalah aset dengan basis pengguna internasional.
When (Kapan Terjadi?)
Pandangan bahwa Ethereum undervalued muncul di saat pasar kripto sedang berada dalam fase konsolidasi. Harga ETH masih jauh dari level tertingginya di masa lalu, meski fundamentalnya semakin kuat. Momentum ini terjadi pasca implementasi Ethereum 2.0 yang menggantikan Proof-of-Work dengan Proof-of-Stake, menjadikannya lebih efisien, hemat energi, dan ramah lingkungan. Waktu ini juga bertepatan dengan semakin meningkatnya adopsi Web3, DeFi, serta NFT. Dengan demikian, momen undervaluasi Ethereum dianggap sebagai peluang emas bagi institusi untuk masuk sebelum harga kembali melonjak.
Why (Mengapa Terjadi?)
Ada beberapa alasan mengapa Ethereum dinilai undervalued oleh institusi besar seperti BitMine. Pertama, Ethereum adalah fondasi ekosistem blockchain modern. Hampir seluruh proyek DeFi, aplikasi Web3, hingga NFT, bergantung pada jaringan Ethereum. Kedua, setelah beralih ke Proof-of-Stake, Ethereum menjadi lebih efisien dan berpotensi menjadi aset yang lebih ramah lingkungan, faktor yang penting bagi investor institusional yang peduli ESG (Environmental, Social, Governance). Ketiga, supply ETH yang semakin berkurang karena mekanisme burning pasca EIP-1559 membuat ETH lebih langka, sehingga harga logisnya seharusnya naik dalam jangka panjang. Keempat, ekspektasi jangka panjang bahwa ETH bisa bersaing bahkan mendekati posisi Bitcoin sebagai aset kripto paling dominan.
How (Bagaimana Prosesnya?)
Institusi besar seperti BitMine tidak serta-merta membeli Ethereum dalam jumlah besar secara terbuka di bursa. Mereka biasanya menggunakan strategi pembelian bertahap dan memanfaatkan transaksi over-the-counter (OTC) untuk menghindari gejolak harga. Setelah berhasil mengakumulasi, mereka mengumumkan kepemilikan sebagai bentuk transparansi kepada investor dan regulator. Dari sisi analisis, mereka melihat indikator fundamental Ethereum—mulai dari volume transaksi, jumlah pengguna, hingga ekosistem aplikasi—yang semuanya menunjukkan pertumbuhan positif meski harga ETH belum mencerminkan hal itu. Strategi inilah yang membuat BitMine berani mengambil langkah besar dengan menggenggam jutaan ETH.
Kesimpulan
Narasi bahwa Ethereum masih undervalued semakin kuat setelah langkah besar BitMine terungkap. Dengan mengakumulasi 2,15 juta ETH, institusi ini memberi sinyal kuat bahwa Ethereum bukan hanya sekadar aset kripto biasa, melainkan infrastruktur penting dalam dunia blockchain. Bagi pasar global, langkah ini memberi pesan bahwa harga Ethereum yang ada saat ini masih membuka peluang besar untuk pertumbuhan di masa depan. Jika prediksi benar bahwa ETH bisa mencapai US$ 5.000, maka pandangan institusi seperti BitMine terbukti menjadi panduan berharga bagi investor ritel maupun institusional lain.