--> Skip to main content

Memahami Indikator DeMarker

Indikator DeMarker masuk dalam jenis oscillator, yang mana nilainya dihasilkan dari perbandingan harga minimal dan maksimal dalam periode tertentu dengan harga persamaan di periode tertentu. Dengan perbandingan ini, indikator akan menunjukkan pergerakan bias dalam market.

Di saat bersamaan, indikator juga akan menampilkan kondisi overbought atau oversold yang ada pada market dengan maksud mencoba mengidentifikasi poin jenuh tren. Konsep awal perhitungan indikator DeMarker dicetuskan oleh analis teknikal Tom Demark.

Dalam penerapannya, indikator DeMarker dikombinasikan dengan simple moving averages (SMA) untuk memperhalus hasil perhitungan. Meski indikator ini pada awalnya memakai bar harga, tapi tetap bisa digunakan untuk berbagai time frame karena memakai data harga relatif.

Perhitungan Indikator DeMarker

Memahami Indikator DeMarker

Tak seperti relative strength index (RSI), meski sama-sama oscillator, indikator DeMarker tak berfokus pada harga penutupan, alih-alih lebih fokus pada periode harga saat tinggi rendah. DeMarker akan menyoroti tinggi rendah bar terbaru lalu membandingkan dengan bar sebelumnya.

Semisal bar saat ini mempunyai level lebih tinggi, maka akan disimpan. Jika ukuran tinggi rendah bar kurang tinggi dibanding bar sebelumnya, nilai 0 kemudian diberikan. Dua nilai tersebut lalu akan digunakan melihat periode sebelumnya untuk menghasilkan pembilang dan penyebut.

Selanjutnya, nilai DeMarker dihitung dengan membagi angka pembilang dengan angka penyebut. Tapi pertama, trader harus mencari nilai tertinggi. Jadi, dari beberapa periode bar, trader harus melihat satu demi satu untuk membandingkan titik tertinggi.

Jika tinggi bar saat ini lebih pendek daripada bar sebelumnya, maka akan diberi nilai 0. Tapi jika lebih tinggi daripada bar sebelumnya, maka akan diambil perbedaan antara dua sebagai nilainya. Nilai ini selanjutnya akan disebut sebagai DeMMAX. Angka pembilang merupakan SMA dari nilai DeMMAX yang mewakili suatu periode ‘N’.

Trader juga harus mencari nilai terendah, yaitu dengan melihat tiap bar lalu membandingkan titik terendah di antara periode tertentu. Jika titik rendah saat ini lebih tinggi daripada bar sebelumnya, maka akan diberi nilai 0. Semisal bar saat ini lebih rendah dari bar sebelumnya, maka akan diambil perbedaan di antara dua nilai.

Nilai ini selanjutnya disebut sebagai DeMMIN. Ambil nilai rata-rata dari angka tersebut untuk periode N tertentu. Trader kemudian harus menambahkan nilai ini ke pembilang untuk mencari angka penyebut. Untuk mempermudah, indikator DeMarker bisa disederhanakan dalam bentuk rumus.

DEM = SMA (DeMMAX) ((SMA(DeMMAX) + SMA(DeMMIN))

Hasil perhitungan dari persamaan tersebut akan terwujud dalam angka antara 0-100. Jika indikator menunjukkan angka di atas 70, maka market masuk dalam periode overbought. Untuk nilai di bawah 30, market berada dalam kondisi oversold.

Strategi Trading Indikator DeMarker

Strategi trading yang melibatkan indikator DeMarker pada dasarnya menggunakan pendekatan terbalik, yaitu mencari harga pembalikan saat tren sudah terkonfirmasi. Meski indikator menunjukkan masuk dalam area overbought atau oversold, tapi ini masih belum cukup untuk memprediksi pembalikan.

Bisa dikatakan, kondisi oversold dan overbought merupakan kondisi tak biasa dari tinggi rendahnya harga yang diambil dari percontohan data dari beberapa periode sebelumnya. Alih-alih menunjukkan pembalikan, kondisi tersebut justru menegaskan tanda dari keseluruhan tren.

Overbought kuat menjelaskan bahwa ada tekanan untuk membeli, dan oversold kuat mengindikasikan ada tekanan menjual yang berlebih. Jadi bagaimana cara memanfaatkan area oversold dan overbought untuk memahami kondisi umum yang terjadi dalam market.

Pertama-tama, trader harus mencari tahu berapa lama market ada dalam area overbought atau oversold. Gunanya untuk memahami apakah market pernah mengalami range sebelumnya, dan apakah tren hanya berlangsung biasa saja atau tren sempat menguat.

Total waktu yang dihabiskan market dalam area oversold dan overbought akan memberi informasi tambahan apakah market sedang tren atau tidak. Jika sekiranya market ada dalam area overbought untuk waktu lama, bisa dikonfirmasi kalau market sedang tren, misalnya.

Jika market ternyata diam di area overbought, misalnya di atas angka 50 tapi di bawah 70, untuk periode lama, ini mengindikasikan tren naik dalam kadar biasa. Dengan nilai default 14 periode, sangat mungkin mengatakan kalau di atas angka 70 mengindikasikan market sedang dalam area overbought yang ekstrim, sedang di bawah 30 di area oversold ekstrim.

Selama indikator masih menunjukkan di area tersebut, trader harus hati-hati saat ingin membuka posisi trading dalam market karena arah tekanan terlihat akan tetap berada di tempat. Idealnya, trader harus mencoba membeli saat ada penurunan sementara dalam tren umum sedang naik, atau menjual saat terjadi spike sementara di saat tren menurun.

Mencari Peluang Dengan Indikator DeMarker

Satu cara untuk mengidentifikasi peluang yaitu dengan melihat indikator bergerak keluar dari area overbought atau oversold. Chart harian USD/CHF di atas bisa dijadikan contoh. Garis titik-titik hijau pada chart utama merupakan SMA periode 14 yang nantinya akan membantu melihat keseluruhan tren.

Saat harga ada di bawah SMA, market menunjukkan tren menurun. Sedang jika harga ada di atas garis SMA, market dalam kondisi tren naik. Garis vertikal warna oranye menunjukkan kondisi saat indikator DeMarker bergerak keluar dari are overbought atau oversold yang ekstrim.

Terlihat tiga kali pergerakan dari indikator saat ada dalam area oversold lalu naik kembali ke posisi yang lebih netral. Pada waktu tersebut, trader mungkin mengira akan ada jeda sejenak dari tekanan penjual. Begitu indikator naik di atas 0.3, segera buka trading, akan ada peluang poin menyentuh 0.5.

Catat bahwa apa yang dicari yaitu poin pembalikan sementara, dan trader bisa berpindah dengan perlahan untuk mengambil profit. Take profit bisa jadi ada di poin selanjutnya, yaitu saat indikator menyentuh 0.6 dalam kondisi tersebut.

Pada dasarnya, makin besar jumlah periode yang digunakan, kurva dalam yang ditampilkan indikator DeMarker jadi makin lembut. Makin kecil periode yang digunakan, makin responsif tampilan kurva. Untuk periode lebih kecil, trader harus mempertimbangkan memakai batasan lebih tinggi untuk area overbought dan lebih rendah untuk oversold.

Tapi meski indikator DeMarker mampu menghadirkan informasi yang sangat berguna terkait kondisi market, tapi sangat disarankan untuk mempertimbangkan informasi tambahan dari indikator lain untuk mengkonfirmasi apa yang sudah didapat dari DeMarker.

Satu contoh, trader bisa mengkombinasikan dengan indikator lain yang berguna untuk mengkonfirmasi tren, seperti indikator moving average (MA). Indikator tambahan berguna untuk memeriksa kembali kondisi market, atau lebih tepatnya untuk mengkonfirmasi hasil pengamatan awal.

Tiap satu jenis indikator punya keunggulan yang berbeda dengan lainnya, dan informasi yang disampaikan juga berbeda. Dengan membaca informasi dari bererapa sudut pandang berbeda, trader bisa lebih memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi pada market.

Seperti yang sudah dijelaskan, indikator DeMarker masuk ke dalam jenis oscillator momentum. DeMarker bisa dimanfaatkan untuk melihat momentum market sekaligus mampu menyajikan situasi terbaru dari market, termasuk saat kondisi tren atau tidak ada tren.

Sumber: brokerforex.com

Baca juga:

1. Apa Itu Indikator DeMarker?

2. Easy DeMarker - Aplikasi Signal Forex Berdasarkan Indikator DeMarker

3. Settingan Indikator DeMarker Agar Profit Bisa Maksimal

4. Fungsi Indikator DeMarker

5. Memahami Indikator DeMarker

6. Pengertian Indikator DeMarker

7. Kelemahan Indikator DeMarker

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser