Apa Contoh Perang Dagang Antar Negara?
namaguerizka.com Perang dagang adalah situasi ketika dua atau lebih negara saling mengenakan hambatan perdagangan satu sama lain, seperti tarif (pajak impor), kuota, atau pembatasan ekspor, sebagai bentuk balasan atau tekanan dalam persaingan ekonomi. Tujuan utamanya biasanya untuk melindungi industri domestik, menekan negara lawan secara ekonomi, atau memaksa perubahan kebijakan perdagangan. Salah satu contoh paling menonjol dan terkini dari perang dagang adalah konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok (China), yang telah berlangsung sejak 2018.
Perang Dagang AS–Tiongkok: Contoh Nyata Konflik Ekonomi Internasional
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok bermula pada tahun 2018 saat pemerintahan Presiden Donald Trump mulai menerapkan tarif tinggi terhadap berbagai barang impor dari Tiongkok. Pemerintah AS menuduh Tiongkok melakukan praktik perdagangan yang tidak adil, seperti pencurian kekayaan intelektual, subsidi tidak adil kepada perusahaan lokal, dan defisit perdagangan yang sangat besar dengan AS.
Tahapan Perang Dagang Ini Meliputi:
1. Pengenaan Tarif Awal oleh AS (2018):
AS mengenakan tarif sebesar 25% terhadap barang-barang dari Tiongkok senilai lebih dari $50 miliar. Tujuan dari tarif ini adalah untuk memberi tekanan ekonomi dan mendorong Tiongkok mengubah praktik perdagangannya.
2. Tindakan Balasan dari Tiongkok:
Tiongkok membalas dengan memberlakukan tarif terhadap barang-barang AS, seperti produk pertanian (termasuk kedelai dan daging), barang otomotif, dan lainnya. Ini sangat memukul para petani dan eksportir AS.
3. Peningkatan Eskalasi:
Perang dagang terus bereskalasi sepanjang 2019, dengan kedua negara saling menaikkan tarif terhadap ratusan miliar dolar barang impor. Investor global pun menjadi khawatir karena perang dagang ini mulai memengaruhi pertumbuhan ekonomi global.
4. Perjanjian Sementara ("Phase One Deal") – Januari 2020:
Pada awal 2020, kedua negara menyepakati kesepakatan awal yang disebut Phase One Deal. Dalam kesepakatan ini, Tiongkok sepakat untuk meningkatkan pembelian produk-produk pertanian dan barang lainnya dari AS. Sebagai gantinya, AS mengurangi sebagian tarif yang telah dikenakan. Meski begitu, sebagian besar tarif tetap berlaku.
Dampak Perang Dagang:
Perang dagang ini tidak hanya memengaruhi dua negara yang terlibat langsung, tapi juga berdampak luas ke perekonomian global. Beberapa dampaknya antara lain:
Harga Barang Meningkat:
Tarif menyebabkan harga barang impor naik, yang berdampak pada konsumen dan pelaku bisnis di kedua negara.
Gangguan Rantai Pasok Global:
Banyak perusahaan global yang bergantung pada komponen dari kedua negara terpaksa memikirkan ulang strategi rantai pasokan mereka.
Ketidakpastian Ekonomi:
Perang dagang menimbulkan ketidakpastian bagi investor dan pelaku usaha, memperlambat pertumbuhan investasi global.
Kerugian di Sektor Pertanian dan Industri:
Petani AS kehilangan pasar ekspor utama mereka di Tiongkok, sedangkan produsen Tiongkok juga kesulitan menjual produk ke pasar AS.
Kesimpulan
Perang dagang merupakan bentuk konfrontasi ekonomi yang bisa berdampak luas dan berkepanjangan. Konflik antara Amerika Serikat dan Tiongkok adalah contoh nyata bagaimana kebijakan tarif dan pembalasan dapat memengaruhi hubungan bilateral, pasar global, serta kehidupan sehari-hari masyarakat di kedua negara. Meski perang dagang bisa digunakan sebagai alat tekanan ekonomi, dampaknya seringkali tidak terbatas pada negara-negara yang terlibat langsung, tetapi juga menyebar ke seluruh dunia.