--> Skip to main content

Mengapa Donald Trump Memulai Perang Dagang dengan Tiongkok?

namaguerizka.com Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok secara resmi dimulai pada Januari 2018, ketika Presiden AS saat itu, Donald Trump, memberlakukan tarif dan hambatan perdagangan terhadap berbagai produk asal Tiongkok. Langkah ini menandai awal dari konflik ekonomi yang memiliki dampak global dan mengguncang hubungan perdagangan internasional. Namun, untuk memahami alasan di balik keputusan Trump, kita perlu melihat lebih dalam pada motivasi politik, ekonomi, dan strategi jangka panjang pemerintahannya.

Latar Belakang: Ketidakseimbangan Perdagangan dan Praktik Tidak Adil

Salah satu alasan utama yang sering dikemukakan oleh pemerintahan Trump adalah ketidakseimbangan perdagangan antara AS dan Tiongkok. Selama bertahun-tahun, Tiongkok mencatat surplus perdagangan yang sangat besar terhadap Amerika Serikat. Artinya, nilai barang yang diekspor Tiongkok ke AS jauh lebih besar daripada barang yang diimpor dari AS. Trump menganggap kondisi ini merugikan Amerika dan sebagai bukti bahwa Tiongkok memanfaatkan sistem perdagangan global untuk keuntungan sepihak.

Namun, perang dagang ini bukan hanya soal angka neraca perdagangan. Pemerintah AS juga menuduh Tiongkok melakukan sejumlah praktik yang dianggap tidak adil, termasuk:

Pencurian kekayaan intelektual (intellectual property theft)

Transfer teknologi paksa kepada perusahaan Tiongkok sebagai syarat investasi asing

Subsidi besar-besaran kepada perusahaan milik negara yang menciptakan persaingan tidak sehat

Pembatasan akses perusahaan asing ke pasar domestik Tiongkok


Pendekatan Trump: Tarif sebagai Senjata

Trump, yang menjalankan kebijakan ekonomi berlandaskan prinsip "America First", percaya bahwa sistem perdagangan bebas dan terbuka telah mengecewakan Amerika Serikat. Untuk memaksakan perubahan, dia menggunakan tarif (bea masuk tinggi) sebagai alat negosiasi.

Tarif ini diberlakukan dalam beberapa tahap dan menyasar ribuan jenis produk Tiongkok, mulai dari baja, aluminium, hingga produk teknologi tinggi. Tiongkok membalas dengan memberlakukan tarif balasan terhadap produk AS, termasuk kedelai, kendaraan, dan produk pertanian lainnya.

Tujuan utama dari kebijakan ini adalah memaksa Tiongkok duduk di meja perundingan dan menyetujui kesepakatan dagang baru yang dianggap lebih adil bagi AS. Trump juga ingin mengurangi ketergantungan ekonomi AS terhadap Tiongkok dan mendorong kembalinya industri manufaktur ke dalam negeri.

Pertimbangan Politik Domestik

Perang dagang juga tidak bisa dilepaskan dari pertimbangan politik domestik. Trump berusaha memenuhi janji kampanyenya untuk membela kepentingan pekerja Amerika, terutama di sektor manufaktur dan pertanian yang merasa tertinggal akibat globalisasi. Kebijakan tarif dianggap sebagai bentuk perlindungan terhadap industri dalam negeri dan upaya menciptakan lapangan kerja di Amerika.

Selain itu, dengan sikap keras terhadap Tiongkok, Trump berusaha menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang berani menghadapi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Dampak dan Kontroversi

Perang dagang ini menimbulkan dampak luas. Banyak perusahaan Amerika mengalami kenaikan biaya produksi karena bahan baku impor menjadi lebih mahal. Petani AS juga terpukul karena kehilangan pasar ekspor penting ke Tiongkok. Di sisi lain, beberapa pihak melihat kebijakan ini sebagai upaya penting untuk mengoreksi sistem perdagangan global yang dianggap timpang.

Secara global, ketegangan antara dua kekuatan ekonomi ini turut memicu ketidakpastian di pasar keuangan dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia.

Kesimpulan

Donald Trump memulai perang dagang terhadap Tiongkok sebagai bagian dari strategi besar untuk mengoreksi apa yang disebutnya sebagai praktik perdagangan tidak adil dan untuk membalikkan defisit perdagangan yang terus membesar. Melalui penerapan tarif dan tekanan diplomatik, dia ingin memaksa Tiongkok mengubah kebijakan ekonominya dan membuka pasar dengan cara yang lebih setara.

Meskipun kebijakan ini menuai banyak kritik dan berdampak luas, tidak bisa dipungkiri bahwa perang dagang ini telah membawa isu perdagangan internasional ke pusat perdebatan global, dan mengguncang tatanan ekonomi yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser