--> Skip to main content

Bagaimana Inflasi yang Menurun Bisa Mengubah Sikap BoE

namaguerizka.com Bank of England (BoE), seperti bank sentral lainnya, menjadikan inflasi sebagai salah satu indikator utama dalam menetapkan arah kebijakan moneter. Ketika inflasi tinggi, BoE cenderung menaikkan suku bunga untuk menekan tekanan harga. Namun, bagaimana jika inflasi mulai melandai? Apakah BoE otomatis akan menurunkan suku bunga? Apakah sikap kebijakan akan berubah dari hawkish menjadi dovish?

Dalam artikel ini, kita akan mengupas secara mendalam hubungan antara tren inflasi dan sikap kebijakan BoE, mengapa inflasi yang menurun tidak selalu berarti suku bunga akan segera dipotong, dan apa dampaknya terhadap pasar keuangan serta perekonomian Inggris secara keseluruhan.


BoE dan Mandat Pengendalian Inflasi

Sebagai bank sentral Inggris, BoE memiliki mandat utama untuk menjaga stabilitas harga, dengan target inflasi 2% berdasarkan Consumer Price Index (CPI). Ketika inflasi melebihi target, BoE biasanya merespons dengan kebijakan pengetatan, yaitu menaikkan suku bunga untuk mengendalikan permintaan dan menurunkan tekanan harga.

Namun sebaliknya, ketika inflasi mulai menurun, BoE menghadapi dilema kebijakan: apakah waktunya untuk mulai melonggarkan kebijakan moneter, atau tetap mempertahankan sikap ketat guna memastikan inflasi benar-benar terkendali?


Apa yang Dimaksud dengan Inflasi Menurun?

Inflasi yang menurun berarti laju kenaikan harga barang dan jasa secara tahunan mulai melambat. Contoh:

  • Inflasi tahunan turun dari 6,7% menjadi 5,2%.
  • CPI bulanan menunjukkan pelambatan harga energi, makanan, atau jasa.

Namun perlu diingat: penurunan inflasi bukan berarti harga turun, melainkan harga masih naik tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat.


Mengapa Penurunan Inflasi Penting bagi BoE?

Penurunan inflasi memberi sinyal bahwa tekanan harga mulai mereda, yang bisa membuka ruang bagi BoE untuk beralih dari kebijakan ketat menuju kebijakan yang lebih akomodatif. Ini penting karena:

  • Suku bunga tinggi terlalu lama bisa membebani pertumbuhan ekonomi.
  • Penurunan inflasi bisa berarti kebijakan pengetatan telah berhasil.
  • BoE dapat mempertimbangkan untuk menyeimbangkan antara stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi.

Namun, sebelum BoE mengubah arah, mereka perlu memastikan bahwa penurunan inflasi bersifat berkelanjutan, dan bukan hanya karena efek dasar atau faktor sementara seperti penurunan harga energi global.


Faktor yang Dipertimbangkan BoE Sebelum Mengubah Sikap

Sikap kebijakan tidak berubah hanya karena inflasi menurun. BoE akan mempertimbangkan sejumlah faktor:

1. Inflasi Inti (Core Inflation)

Inflasi inti mengecualikan komponen yang sangat fluktuatif seperti makanan dan energi. Jika inflasi inti masih tinggi, BoE cenderung tetap hawkish.

2. Pasar Tenaga Kerja

Jika upah masih tumbuh dengan cepat, ini bisa menimbulkan tekanan harga baru meskipun inflasi umum menurun.

3. Ekspektasi Inflasi

BoE sangat memperhatikan ekspektasi inflasi jangka menengah. Jika rumah tangga dan pelaku bisnis masih memperkirakan inflasi tinggi, bank sentral akan lebih hati-hati dalam melonggarkan kebijakan.

4. Aktivitas Ekonomi

Jika indikator pertumbuhan seperti PDB dan belanja konsumen melemah secara signifikan, dan inflasi menurun, maka BoE memiliki alasan yang lebih kuat untuk mulai dovish.


Kapan BoE Akan Beralih Sikap?

Perubahan sikap dari hawkish ke dovish biasanya tidak terjadi secara tiba-tiba. BoE akan memberi sinyal secara bertahap, seperti:

  • Nada pernyataan kebijakan mulai berubah: dari menekankan risiko inflasi ke menyoroti risiko pertumbuhan.
  • Pembagian suara dalam MPC mulai mengarah ke pelonggaran: misalnya, munculnya anggota yang memilih pemotongan suku bunga.
  • Gubernur atau pejabat senior memberikan pandangan yang lebih lunak dalam pidato publik.

Jika tren ini terus berlanjut, pasar akan mulai memperkirakan pemangkasan suku bunga dalam 3–6 bulan ke depan, dan pound sterling biasanya akan merespons dengan pelemahan terhadap mata uang lainnya.


Dampak terhadap Pasar dan Ekonomi

a. Pasar Keuangan

  • Obligasi: Imbal hasil obligasi pemerintah bisa turun, karena ekspektasi suku bunga lebih rendah.
  • Pound Sterling: Nilai tukar pound bisa melemah karena return aset Inggris lebih rendah.
  • Saham: Pasar ekuitas bisa menguat karena biaya pinjaman berpotensi menurun.

b. Kredit dan Konsumsi

  • Jika BoE mulai menurunkan suku bunga, bunga pinjaman rumah dan usaha akan turun, mendorong konsumsi dan investasi.

c. Risiko Over-Easing

Namun ada risiko jika BoE terlalu cepat dovish: inflasi bisa kembali meningkat. Inilah sebabnya BoE sangat berhati-hati dalam setiap perubahan sikapnya.


Contoh Sejarah: 2020–2022 dan Setelahnya

Selama masa pandemi COVID-19, BoE memangkas suku bunga ke titik terendah dan menerapkan stimulus besar. Namun pasca-2021, inflasi melonjak akibat gangguan rantai pasok, perang di Ukraina, dan lonjakan harga energi. BoE merespons dengan meningkatkan suku bunga secara agresif sepanjang 2022–2023.

Kini, pada 2024–2025, inflasi mulai turun, tetapi BoE belum terburu-buru menurunkan suku bunga, karena inflasi inti masih tinggi dan pasar tenaga kerja masih ketat. Ini menunjukkan bahwa penurunan inflasi saja tidak cukup, BoE ingin melihat bukti yang lebih luas sebelum mengubah sikap.


Kesimpulan: Penurunan Inflasi Bukan Akhir dari Pengetatan

Meskipun penurunan inflasi menjadi kabar baik, BoE tidak serta-merta langsung mengubah arah kebijakan. Dibutuhkan konfirmasi dari data lain dan keberlanjutan tren inflasi rendah untuk meyakinkan BoE bahwa waktunya telah tiba untuk bersikap lebih dovish.

Bagi investor dan pelaku bisnis, penting untuk memperhatikan bukan hanya inflasi, tetapi juga bagaimana BoE menanggapi data tersebut — melalui nada kebijakan, pembagian suara MPC, dan komentar dari pejabat senior. Karena dalam dunia kebijakan moneter, persepsi dan sinyal bisa sama pentingnya dengan angka itu sendiri.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser