--> Skip to main content

Proyeksi Ekonomi Inggris oleh Bank of England: Apa yang Bisa Diharapkan?

namaguerizka.com Setiap kuartal, Bank of England (BoE) menerbitkan laporan penting yang dikenal sebagai Monetary Policy Report. Laporan ini berisi proyeksi ekonomi Inggris dalam jangka menengah, termasuk pertumbuhan ekonomi (PDB), inflasi, tingkat pengangguran, serta kebijakan suku bunga acuan. Proyeksi ini tidak hanya menjadi acuan bagi pelaku pasar keuangan, tetapi juga sangat diperhatikan oleh pelaku usaha, rumah tangga, dan pembuat kebijakan publik.

Lalu, apa yang bisa kita harapkan dari proyeksi ekonomi terbaru BoE? Berikut ini ulasan lengkapnya.


1. Pertumbuhan Ekonomi (PDB): Pemulihan Masih Lemah

Dalam beberapa laporan terakhir, BoE memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris akan tetap lemah dalam jangka pendek, tetapi menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang sangat bertahap. Setelah melalui tekanan besar akibat pandemi, disusul oleh lonjakan inflasi dan krisis biaya hidup, ekonomi Inggris masih berjuang untuk kembali ke jalur yang stabil.

Untuk tahun 2025, pertumbuhan diperkirakan berada di kisaran 0,5% hingga 1,0%, angka yang cukup rendah dibandingkan rata-rata historis. Penyebab utamanya adalah:

  • Permintaan domestik yang lemah, terutama dari rumah tangga yang masih menyesuaikan diri dengan tingginya biaya hidup.
  • Investasi bisnis yang tertahan akibat ketidakpastian global, seperti ketegangan geopolitik dan transisi menuju energi hijau.
  • Produktivitas yang stagnan, yang telah menjadi masalah jangka panjang di Inggris.

BoE memperkirakan bahwa pertumbuhan akan mulai menguat secara perlahan setelah 2026, seiring dengan penurunan inflasi dan pemulihan kepercayaan pasar.


2. Inflasi: Menuju Target, Tapi Belum Selesai

Inflasi di Inggris sempat melonjak ke level tertinggi dalam empat dekade pada 2022–2023, dipicu oleh krisis energi, gangguan rantai pasok, dan tekanan upah. Namun, sejak paruh kedua 2024, inflasi mulai menunjukkan tren penurunan.

BoE menargetkan inflasi di angka 2%, dan dalam proyeksi terbaru, inflasi diperkirakan akan mendekati target tersebut pada akhir 2025. Namun, BoE juga mengingatkan bahwa risiko tetap tinggi, terutama dari:

  • Harga pangan dan energi yang masih berfluktuasi, tergantung pada kondisi geopolitik global.
  • Pasar tenaga kerja yang ketat, yang bisa mendorong kenaikan upah secara berlebihan.
  • Ekspektasi inflasi konsumen, yang bisa tetap tinggi jika harga-harga pokok tidak segera stabil.

Oleh karena itu, meskipun arah inflasi menurun, BoE tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan suku bunga.


3. Kebijakan Suku Bunga: Apakah Akan Dipangkas?

Setelah serangkaian kenaikan suku bunga sejak 2021 untuk menekan inflasi, banyak pihak kini bertanya: kapan BoE akan mulai menurunkan suku bunga?

Dalam proyeksi terbaru, BoE memberi sinyal bahwa suku bunga kemungkinan akan diturunkan secara bertahap mulai pertengahan hingga akhir 2025, dengan catatan inflasi memang terus menurun dan tidak ada guncangan baru. Namun, pemangkasan ini tidak akan agresif, karena BoE masih sangat berhati-hati agar tidak menyalakan kembali tekanan inflasi.

Saat ini, suku bunga acuan BoE berada di kisaran 5,25%—angka tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Para ekonom memperkirakan penurunan suku bunga akan berlangsung secara bertahap hingga mencapai kisaran 3,5%–4,0% pada akhir 2026.


4. Pasar Tenaga Kerja: Masih Kuat, Tapi Mulai Melunak

Pasar tenaga kerja di Inggris tetap cukup kuat, dengan tingkat pengangguran masih berada di bawah 5%. Namun, ada tanda-tanda bahwa kekuatan ini mulai melemah, seiring dengan perlambatan ekonomi.

Beberapa indikator penting yang menjadi perhatian BoE antara lain:

  • Pertumbuhan upah nominal masih tinggi, meskipun mulai melambat.
  • Jumlah lowongan kerja menurun dibandingkan puncaknya pada 2022.
  • Produktivitas per pekerja tidak menunjukkan perbaikan signifikan.

Pasar tenaga kerja yang lebih longgar bisa membantu menurunkan inflasi, tetapi juga menimbulkan risiko pada daya beli dan konsumsi rumah tangga.


5. Risiko dan Ketidakpastian ke Depan

BoE juga mengakui bahwa proyeksi ekonomi sangat rentan terhadap berbagai risiko. Beberapa ketidakpastian utama yang terus dimonitor meliputi:

  • Kondisi geopolitik global, seperti konflik di Ukraina, Timur Tengah, atau ketegangan antara Tiongkok dan negara-negara Barat.
  • Kebijakan fiskal pemerintah, terutama setelah pemilu atau perubahan kabinet.
  • Transisi menuju ekonomi rendah karbon, yang meski penting untuk jangka panjang, bisa menimbulkan gangguan ekonomi jangka pendek.

BoE menekankan pentingnya fleksibilitas dalam kebijakan, agar dapat merespons cepat terhadap dinamika yang berubah.


Kesimpulan: Harapan Hati-hati untuk Masa Depan

Proyeksi ekonomi Inggris oleh Bank of England menunjukkan pemulihan yang sangat bertahap dengan risiko yang tetap tinggi. Meskipun inflasi diperkirakan akan menurun dan suku bunga bisa mulai dipangkas dalam satu hingga dua tahun ke depan, tantangan struktural seperti produktivitas rendah, tekanan pasar tenaga kerja, dan ketidakpastian global masih menjadi hambatan besar.

Bagi pelaku bisnis, investor, dan masyarakat umum, proyeksi ini menjadi pengingat penting bahwa stabilitas ekonomi tidak bisa dicapai secara instan. Dibutuhkan kebijakan yang hati-hati, kolaborasi lintas sektor, dan kesiapsiagaan terhadap perubahan global untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif di Inggris.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser