--> Skip to main content

Mengapa Negara Berkembang Rentan Terhadap Keputusan The Fed?

namaguerizka.com 
What (Apa yang Membuat Negara Berkembang Rentan?)

Keputusan suku bunga yang diambil oleh Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat, sering kali menjadi faktor penentu stabilitas ekonomi global. Bagi negara-negara berkembang, keputusan ini bukan sekadar berita keuangan internasional, melainkan guncangan nyata yang bisa memengaruhi nilai tukar, arus modal asing, utang luar negeri, bahkan inflasi domestik. Kerentanan ini muncul karena sebagian besar negara berkembang masih sangat bergantung pada modal asing, memiliki cadangan devisa terbatas, serta menghadapi ketergantungan pada perdagangan internasional yang erat kaitannya dengan kekuatan dolar AS.

Who (Siapa yang Terlibat dan Terdampak?)
Ada beberapa pihak yang terdampak langsung oleh kebijakan The Fed terhadap negara berkembang:

  • Pemerintah negara berkembang, khususnya yang memiliki utang dalam denominasi dolar AS.
  • Bank sentral lokal, yang harus menyesuaikan suku bunga domestik agar modal asing tidak kabur.
  • Investor global, yang cenderung memindahkan dana mereka dari pasar negara berkembang ke aset aman seperti US Treasury ketika suku bunga AS naik.
  • Perusahaan swasta, terutama yang melakukan impor barang atau bahan baku dengan pembayaran dolar.
  • Masyarakat luas, karena dampaknya terasa dalam bentuk inflasi, pelemahan mata uang, dan naiknya biaya hidup.

Where (Di Mana Dampaknya Terjadi?)
Efek kebijakan The Fed paling terasa di:

  • Pasar keuangan negara berkembang, di mana bursa saham dan obligasi sering mengalami capital outflow saat dolar menguat.
  • Pasar valuta asing, di mana nilai tukar mata uang lokal (seperti rupiah, peso, lira, atau real) sering tertekan ketika investor global beralih ke dolar.
  • Sektor perdagangan internasional, karena banyak komoditas utama seperti minyak, gas, emas, dan gandum dihargai dalam dolar.
  • Perekonomian domestik, melalui kenaikan harga barang impor dan suku bunga pinjaman yang lebih mahal.

When (Kapan Negara Berkembang Paling Rentan?)
Kerentanan ini biasanya memuncak pada beberapa situasi berikut:

  1. Saat The Fed menaikkan suku bunga secara agresif – arus modal keluar (capital flight) dari negara berkembang terjadi secara masif.
  2. Ketika inflasi global tinggi – negara berkembang kesulitan menjaga stabilitas harga karena kenaikan dolar membuat impor semakin mahal.
  3. Di periode ketidakpastian global – seperti krisis keuangan, pandemi, atau konflik geopolitik, di mana investor memilih aset aman (safe haven) ketimbang aset berisiko di negara berkembang.
  4. Ketika cadangan devisa negara terbatas – tekanan terhadap nilai tukar menjadi sulit ditahan, sehingga krisis mata uang bisa terjadi.

Why (Mengapa The Fed Bisa Membuat Negara Berkembang Guncang?)
Ada beberapa alasan mendasar:

  1. Dominasi dolar AS – sebagai mata uang cadangan dunia, dolar menjadi standar dalam perdagangan internasional dan pembayaran utang.
  2. Arus modal global – investor cenderung memindahkan aset ke Amerika Serikat saat suku bunga lebih tinggi, mengurangi likuiditas di negara berkembang.
  3. Utang luar negeri – banyak negara berkembang memiliki utang dalam dolar. Jika dolar menguat, beban pembayaran utang mereka melonjak.
  4. Keterbatasan kebijakan moneter lokal – bank sentral negara berkembang tidak punya ruang seluas The Fed dalam menjaga stabilitas, sehingga pilihan mereka sering terbatas.
  5. Ketergantungan pada impor – kenaikan dolar membuat harga impor naik, memicu inflasi domestik.

How (Bagaimana Dampaknya Bekerja pada Negara Berkembang?)
Efek kebijakan The Fed bekerja dalam rantai yang bisa disebut efek domino global:

  1. The Fed menaikkan suku bunga → imbal hasil obligasi AS lebih menarik.
  2. Investor asing menarik modal dari negara berkembang → bursa saham dan obligasi lokal melemah.
  3. Nilai tukar mata uang lokal melemah terhadap dolar → biaya impor meningkat.
  4. Inflasi domestik naik → daya beli masyarakat menurun.
  5. Bank sentral lokal menaikkan suku bunga untuk menjaga stabilitas → pertumbuhan ekonomi melambat.

Sebaliknya, jika The Fed memangkas suku bunga, arus modal bisa mengalir ke negara berkembang, memperkuat mata uang lokal, dan menambah likuiditas pasar. Namun, euforia ini juga bisa bersifat sementara jika fundamental ekonomi domestik lemah.


Kesimpulan
Keputusan The Fed adalah “angin besar” yang bisa membawa badai bagi negara berkembang. Ketergantungan pada dolar, keterbatasan cadangan devisa, dan kerentanan terhadap arus modal membuat ekonomi negara berkembang mudah terguncang. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara tersebut untuk memperkuat fondasi ekonomi domestik, menjaga cadangan devisa yang cukup, mengurangi ketergantungan pada dolar, serta memperkuat kerjasama regional agar tidak terlalu rentan terhadap perubahan arah kebijakan moneter Amerika Serikat.

Newest Post
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser