--> Skip to main content

Keliru! Bila Hal Ini Dilakukan di Investasi Reksadana



Investasi reksadana disebut – sebut sebagai metode mendulang pasif income paling praktis. Bahkan inilah bentuk investasi keuangan utama bagi kalangan investor level pemula.

Investor tidak langsung mencelupkan diri ke salah satu intrumen keuangan. Seperti saham misalnya, atau pasar uang. Namun disini para investor hanya berkewajiban menyetorkan dana modal ke manajer investasi. Barulah pihak tersebut dengan tenaga ahli di bidang investasi yang mengelolanya. Mereka memutuskan kemana saja investasi dialirkan.

2 Hal Keliru yang Dilakukan Investor Reksadana Pemula

Sebagai investor pemula, pemain reksadana cenderung sering salah dalam melangkah. Tidak sedikit justru menjadi gagal paham mengenai makna dari investasi.

Nah, disini telah disarikan 2 hal keliru dalam menanam modal di reksadana. Bila dipahami dengan baik pondasi mental seorang investor harusnya mulai terbangun.

Malas Membaca Prospektus

Prospektus boleh dibilang merupakan kitab pedoman investasi reksadana bagi para pemodal. Membacanya akan membuat anda mampu memahami segala informasi penting.

Di dalamnya mencakup masalah perizinan, kebijakan, panduan jual - beli reksadana, sampai dengan informasi mengenai manajer investasi yang bersangkutan.

Isi yang begitu sarat informasi tersebut menjadikan prospektus wajib dibaca sebelum anda menyetorkan dana investasi. Kalaupun anda telah lebih dulu berinvestasi maka segerakanlah untuk menengok isi prospektus. Ajukan pertanyaan tanpa perlu malu bila belum memahaminya.

Harga Anjlok Membuat Panik

Senang rasanya melihat grafik menanjak pada nilai investasi kita. Namun ada hari dimana pendakian tersebut terhenti. Perlahan turun. Bahkan malah menunjukan lintasan terjun bebas. Mendapati hal tersebut nyali pun terasa menciut.

Yang demikian itu sudah sering terjadi dalam investasi reksadana saham. Banyak investor pemula jika berhadapan dengan kondisi demikian gagal mengendalikan diri. Karena panik mereka putuskan menariknya lalu mengalihkannya menuju jenis reksadana lainnya. Asalkan dipandang bisa mengamankan modal itulah yang dipilih.

Tindakan tepat guna menyikapi kejadian semacam itu adalah dengan melawan rasa panik. Tetap tenang dan bersedia menunggu sembari mengamati. Prospek jangka panjang mungkin bisa membuat anda tidak bergeming meski harga di pasar sedang begitu dinamis.

Support by:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar

Advertiser